Sherly Phangestu Anak Muda Asal Indonesia Ini Bikin Tim Cook Terkesima di Markas Apple

JAKARTA – Siapa sangka, seorang anak muda asal Jakarta berhasil tampil di panggung bergengsi dunia teknologi, langsung di hadapan CEO Apple, Tim Cook! Namanya Sherly Phangestu, lulusan jurusan Computer Science dari BINUS University, yang membawa nama Indonesia di ajang Worldwide Developers Conference (WWDC) 2025 di Apple Park, California.
Sherly hadir di acara tersebut bukan sebagai penonton, tapi sebagai salah satu dari 50 pemenang Swift Student Challenge dari seluruh dunia. Ia mempresentasikan aplikasinya yang bernama Plant Heroes, sebuah aplikasi edukatif yang mengajarkan biologi dengan cara interaktif dan menyenangkan, khususnya tentang pertumbuhan tanaman. Aplikasi ini terinspirasi dari pengalamannya pribadi saat kesulitan belajar biologi saat sekolah dulu.
Perjalanan Sherly di dunia teknologi sudah dimulai sejak lama. Sejak SMA, ia sudah tertarik memanfaatkan teknologi untuk hal-hal sosial. Ia pernah meraih penghargaan di lomba Techno Art 2019 karena membuat website tentang kesenjangan ekonomi. Saat kuliah, ia mengikuti Apple Developer Academy dan mengembangkan aplikasi untuk anak down syndrome dan penderita lazy eye. Semua itu menjadi pijakan sebelum akhirnya melahirkan Plant Heroes.
Menurut Sherly, tantangan terbesar dalam membuat aplikasinya adalah bagaimana menyederhanakan pelajaran biologi agar bisa dinikmati anak-anak tanpa terasa membosankan. Ia membuat karakter tanaman yang bisa berbicara dan berinteraksi, sehingga anak-anak bisa belajar sambil bermain dan terlibat secara emosional.
Karya Sherly mendapat perhatian langsung dari Tim Cook. Ia memuji pendekatan kreatif Sherly dalam membuat edukasi terasa menyenangkan dan mudah dipahami. Sherly pun terharu mendengar ucapan Tim Cook yang sangat menghargai karya anak bangsa dari Indonesia.
Kini, Sherly bekerja sebagai iOS Developer di sebuah bank internasional di Jakarta. Mimpinya ke depan adalah menyempurnakan Plant Heroes dan menjalin kerja sama dengan sekolah-sekolah, baik di Indonesia maupun luar negeri. Baginya, semua anak berhak merasakan serunya belajar sains tanpa dibatasi metode konvensional yang membosankan.
(Red1/Profil)
Editor : Indah Setiawati