Filosofi Monumen Garuda dari Knalpot Brong di Solo Baru

MONUMEN : Monumen Garuda Raksasa dari knalpot brong yang terpasang di kawasan Solo Baru, Grogol, Sukoharjo. (BeeNews.id/doc)

SUKOHARJO – Monumen garuda raksasa yang terbuat dari knalpot tidak standar atau knalpot brong sepeda motor telah dipasang di kawasan Solo Baru, Grogol, Sukoharjo dan diresmikan Jumat (8/4/2022). Acara peresmian monumen garuda raksasa dihadiri unsur Forkopimda Sukoharjo dan jajaran Satlantas Polres Sukoharjo.

Kasatlantas Polres Sukoharjo, AKP Heldan Pramoda Wardhana, mewakili Kapolres Sukoharjo, AKBP Wahyu Nugroho Setyawan, menyatakan filosofi garuda yang memiliki sayap kuat sebagai lambang melindungi dan mempercepat gerakan polisi lalu lintas untuk melindungi dan memberi rasa aman bagi para pengguna jalan.

Heldan mengungkapkan sayap garuda terdiri dari tiga bagian yang menjadi jiwa dan semangat polisi lalu lintas untuk mengabdi dan melayani masyarakat.

“Polisi lalu lintas harus responsif dalam memberikan rasa aman dan nyaman bagi pengguna jalan tanpa knalpot motor tidak berstandar atau brong,” kata dia, Jumat.

Lebih lanjut, dia menjelaskan patung garuda raksasa itu setinggi sekitar 170 centimeter dengan berat kurang lebih 500 kilogram. Sedangkan jumlah knalpot brong yang digunakan untuk membuat patung garuda raksasa kurang lebih 200 knalpot.

Sebagai informasi, patung garuda raksasa itu dibikin para perajin Mata Jiwa Studio yang beralamat di RT 001/RW 004, Dusun Tempel, Desa Pondok, Kecamatan Grogol, Sukoharjo. Mereka membikin patung garuda dari potongan knalpot brong hasil sitaan Polres Sukoharjo dalam operasi rutin yang digelar setiap hari.

Salah satu pembuat patung garuda raksasa dari Mata Jiwa Studio, Sehono, kepada wartawan, Rabu (9/3/2022), mengatakan tingkat kesulitan membikin patung yang terbuat dari knalpot sepeda motor lebih rumit dibandingkan patung dari bahan semen, cor beton hingga beton.

Dia harus memilah knalpot untuk memastikan ukuran dan ketebalan agar cocok saat dipasang di kerangka patung.

Knalpot dengan ukuran dan jenis yang sama dipasang di bagian badan, kaki, dan sayap burung. Hal itu dilakukan agar bagian tubuh dan sayap burung serasi dan rapi.

“Proses pengelasan knalpot membutuhkan ketelitian dan kesabaran karena lapisan knalpot sangat tipis. Jika tidak cocok harus dicopot dan diganti knalpot lainnya agar terlihat rapi dan berstruktur,” ujar dia.

Advertisements

Diberitakan sebelumnya, acara peresmian monumen garuda raksasa yang terbuat dari knalpot brong digelar di median jalan di ruas Jalan Raya Solo Baru tepatnya di seberang rumah makan (RM) Malioboro. Acara peresmian monumen garuda raksasa dihadiri unsur Forkopimda Sukoharjo dan jajaran Satlantas Polres Sukoharjo.

Pada kesempatan itu, Bupati Sukoharjo, Etik Suryani, mengapresiasi langkah Polres Sukoharjo yang berinisiatif membangun monumen patung garuda raksasa yang terbuat dari knalpot brong. Hal ini bagian dari upaya edukasi masyarakat agar mematuhi aturan lalu lintas demi keselamatan diri sendiri maupun orang lain.

“Upaya edukatif terhadap para pengguna jalan harus diteruskan. Sehingga, tak ada lagi pengendara sepeda motor yang menggunakan knalpot brong di jalan raya. Ini harus diapresiasi,” kata dia, Jumat.

Selain melanggar aturan lalu lintas, penggunaan knalpot brong bisa mengganggu kenyamanan para pengguna jalan lainnya. Suara knalpot brong yang bising bisa mengganggu pendengaran para pengguna jalan lainnya.

Bupati Etik mendukung langkah aparat kepolisian yang menindak tegas pengendara sepeda motor yang menggunakan knalpot brong.

“Monumen patung garuda raksasa menjadi simbol tertib berlalu lintas di jalan raya,” ujar dia.
(Red2/Hasil Karya)

Editor : Irene Indah

TAG :, ,
Statistik Situs
  • Total halaman dikunjungi: 115,306