Pasien Isoman Harus Proaktif Laporkan Kondisinya
SLAWI – Kasus kematian pasien Covid-19 isolasi mandiri (isoman) di rumah berawal dari kondisi kesehatannya yang tidak terpantau. Perburukan kondisi atau munculnya gejala sakit bisa terjadi dan berlangsung cepat terutama pada pasien yang miliki penyakit bawaan atau komorbid.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Tegal Sarmanah Adi Muraeny mengimbau pasien isoman atau keluarga terdekat proaktif melaporkan kondisinya ke tenaga kesehatan setempat agar mudah dipantau dan mendapat pertolongan.
Sarmanah, saat ditemui di ruang kerjanya pada Rabu (21/07/2021) siang mengatakan keengganan pasien isoman dirujuk ke rumah sakit saat mengalami perburukan menjadi salah satu penyebab terjadinya kasus kematian di rumah.
“Jika saat isoman pasien merasakan ada gejala atau tiba-tiba mengalami perburukan, segera saja melapor ke bidan desa, mantri atau tenaga kesehatan terdekat, jangan ditunda. Mereka akan mengecek kondisi pasien apakah akan mendapat penanganan Puskesmas ataukah dirujuk langsung ke rumah sakit,” kata Sarmanah.
Menurutnya, pasien isoman tidak perlu risau jika memang karena kondisinya harus dirujuk ke rumah sakit. Di sana, pasien akan mendapat pemeriksaan penunjang lengkap disamping perawatan dan layanan observasi selama diisolasi.
Sementara bagi pasien Covid-19 tidak bergejala atau bergejala ringan yang tidak memungkinkan menjalankan isoman di rumah, Pemkab
Namun, jika keadaan rumah memungkinkan, Sarmanah menganjurkan agar isoman dilakukan dengan mematuhi ketentuan yang ada, dimana pasien harus tetap menjalankan protokol kesehatan dan menjaga kebersihan diri, rajin mencuci tangan dengan sabun, berjemur di matahari selama 10 sampai 15 menit, olahraga rutin, makan makanan bergizi dan seimbang, membersihkan kamar setiap hari serta tidur terpisah dengan anggota keluarga lainnya.
Dihubungi secara terpisah, Direktur RSUD Suradadi Ruszaeni mengungkapkan jika seluruh biaya yang timbul selama isolasi di rumah sakit telah ditanggung pemerintah, baik itu pemeriksaan rutin oleh dokter dan perawat, penyediaan obat-obatan, vitamin dan makanan tiga kali sehari.
“Saat menjalani perawatan di ruang isolasi rumah sakit, dalam melakukan treatment kami tentunya menyesuaikan dengan gejala sakit yang dirasakan pasien,” ujarnya.
Ruszaeni menambahkan jika jumlah pasien Covid-19 yang sedang menjalani perawatan di ruang isolasi RSUD Suradadi sebanyak 125 orang.
(Red2/Kesehatan)
Editor : Irene Indah