Pemkab Brebes Bangun Tanggul Geobag
BREBES – Pemerintah Kabupaten Brebes tengah membangun tanggul pemecah ombak dengan menggunakan Geobag atau bantalan pasir dalam wadah geotekstil woven atau nonwoven. Pembangunan dilakukan karena sepanjang garis pantai Kabupaten Brebes mengalami kerusakan parah akibat gempuran ombak yang mengakibatkan abrasi dan banjir rob.
Dengan adanya Geobag diharapkan, masyarakat tidak mengalami kerugian ekonomi akibat rumah atau tambak yang hancur akibat ombak laut.
Demikian disampaikan Pj Bupati Brebes Urip Sihabudin SH MH saat meninjauy pembangunan tanggul di Desa Randusanga Wetan Brebes, Minggu (1/10).
“Dari 73 kilometer bibir pantai Brebes, 30 persen di antaranya rusak parah dan harus segera ditangani, termasuk di wilayah Desa Randusanga Wetan,” papar Urip.
Urip menjelaskan, pengerjaan pembuatan tanggul darurat sepanjang 1,5 kilometer untuk antisipasi abrasi dan banjir rob yang terjadi Desa Randusanga Wetan yang berdampak pada perekonomian warga. Banyak rumah warga yang terendam banjir rob dan sudah ratusan hektare tambak milik warga yang hilang tergerus abrasi.
“Kami berupaya melakukan penanganan dengan pembuatan tanggul sepanjang 1,5 kilometer dengan tinggi tiga meter dan lebar lima meter. Mudah-mudahan ini berhasil,” kata Urip Sihabudin.
Dari fakta pengalaman yang dilakukan warga Desa Randusanga Wetan, kata Urip, pembuatan tanggul geobag di bibir pantai yang dibuat dengan kerja bakti warga sepanjang 50 meter mampu bertahan hingga tiga tahun. Tanggul itu terbuat dari karung berbahan karet tebal yang diisi pasir atau geobag.
“Tanggul yang dibuat tiga tahun lalu oleh warga yang dimotori oleh Kepala Desa Randusanga Wetan, Swi Agung Kabiantara dan hingga kini masih utuh meskipun dihantam ombak” tandas Urip.
Untuk itu, Urip berikhtiar menggandeng pemerintah provinsi, Kementerian PUPR dan lainnya sinergi membuat tanggul dengan contoh seperti yang dibuat oleh warga Randusanga Wetan.
Kepala Desa Randusanga Wetan Swi Agung Kabiantara memaparkan, panjang bibir pantai di Desa Randusanga Wetan sepanjang Lima Kilometer. Akibat abrasi, seluas 325 hektare tambak milik warga rusak dan tidak bisa diberdayakan dan 10 rumah warga rusak tidak bisa lagi ditempati karena terendam banjir rob.
Namun bagi warga yang mampu, mereka bisa meninggikan lantai rumahnya. Kalau yang tidak punya uang tentu rumahnya ditinggalkan dan menumpang dirumah saudaranya.
“Pembangunan tanggul ini semoga bisa membawa manfaat,” pungkasnya.(Red3/Umum)
Editor : Irene Indah