5 Masjid Terapung Untuk Wisata Religi di Indonesia

UNIK : Pemandangan Masjid Al Jabbar di Gedebage, Bandung yang di desain langsung oleh Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil ini memiliki bentuk yang sangat unik dan bakal menjadi ikon baru Provinsi Jawa Barat. (BeeNews.id/doc)

TEGAL – Memasuki bulan Ramadhan, ada banyak inspirasi berwisata yang tidak hanya memberikan rasa senang dan pengalaman baru tetapi juga suatu pelajaran dan manfaat bagi umat muslim. Indonesia sendiri sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia memiliki beragam bangunan masjid yang indah.

Uniknya lagi banyak terdapat masjid terapung di beberapa daerah di tanah air. Selain dijadikan tempat ibadah kaum muslimin, masjid terapung di Indonesia juga sekaligus menjadi tujuan wisata religi.

Arsitekturnya menarik dan cocok bagi muslimin yang ingin menikmati bangunan-bangunan unik. Dirangkum dari liputan6.com, berikut ini lima masjid terapung di Indonesia yang bisa dijadikan destinasi wisata religi :

1. Masjid Terapung Al Jabbar

Masjid Raya Al Jabbar terletak di Bandung, Jawa Barat tepatnya di kawasan Gedebage, Masjid terapung ini dibangun pada 2017-2018. Perancang desainnya adalah Gubernur Jawa Barat saat ini, Ridwan Kamil.

Dilansir dari Jabarprov.go.id, nama Al-Jabbar dipilih karena merupakan satu diantara 99 Asmaul Husna, nama itu memiliki arti Maha Gagah, Maha Kuasa. Masjid itu mampu menampung 60 ribu Jemaah, terbagu jadi 33 ribu Jemaah di dalam masjid dan sisanya tersebar di area plaza.

Dilantai dasar masjid terdapat museum sejarah Nabi Muhammad SAW yang akan memperlengkap paket wisata religi di kawasan ini. Masjid itu juga diperkaya dengan tempat penginapan, perpustakaan, serta ruang pertemuan yang juga bisa digunakan sebagai tempat seminar, khususnya seminar keagamaan.

Masjid Al-Jabbar cukup mudah diakses dari sejumlah arah karena terintegrasi dengan sarana transportasi, salah satu moda transportasi yang paling dekat adalah Stasiun Cimekar.

2. Masjid Terapung Amirul Mukminin

Masjid ini terletak di pesisir Pantai losari, Masjid ini merupakan masjid terapung pertama di Indonesia yang wajib dikunjungi ketika berada di Kota Anging Mammiri.

Bangunannya terdiri dari tiga lantai, dua lantai diantaranya digunakan sebagai tempat shalat. Sementara lantai dasar masjid dijadikan tempat rekreasi untuk melihat keindahan sunset di Pantai losari sekaligus sebagai tempat melihat hilal untuk penentuan awal bulan Ramadhan.

3. Masjid Terapung Al-Alam

Masjid Al-Alam berlokasi di tengah Teluk Kendari, tepatnya di Jalan Masjid Al-Alam, Lalolara, Kecamatan Kambu, Kota Kendari, Sulaweso Tenggara. Masjid ini sempat menjadi tempat bagi acara puncak HPN 2022 yang digelar di bulan Februari lalu.

Advertisements

Dilansir dari kanal Regional Liputan6.com, masjid terapung ini selesai dibangun pada 2018 dengan luas 12.692 meter persegi. Bangunan terbagi menjadi bangunan utama masjid, plaza tertutup dan plaza terbuka, terdapat tiga menara yang berada di tiap sisi masjid dan menjadi bagian yang mencolok.

Sementara itu, are dalam masjid bernuansa hijau dan putih dengan kubah masjid berwarna emas, pengunjung bisa menikmati momen matahari terbenam dari tempat itu.

4. Masjd Terapung Al-Minah

Masjid yang terletak di Pantai Sari Ringgung di Kabupaten Pesawaran, Lampung. Zainal Andi selaku pengurus Masjid Al- Aminah menceritakan masjid tersebut berdiri sejak 2006 atas dasar kerisauan seseorang karena tidak ada tempat ibadah umat islam di lingkungan tersebut.

Dikutip dari YouTube Lampung Geh, Masjid ini menjadi satu-satunya masjid murni terapung di Lampung, bahkan di Indonesia. Sesuai dengan namanya, masjid tersebut terapung diatas drum plastic berukuran besar.

Untuk mencapai masjid ini, kamu harus menaiki perahu yang tersedia secara gratis di pesisir Teluk Lampung. Pelayarannya singkat hanya sekitar 3-5menit, dari bangunan itu pengunjung disuguhi pemandangan ikan-ikan berenang bebas.

5. Masjid Terapung Arkam Babu Rahman

Masjid yang berjarak 30 meter dari bibir pantai Teluk Palu, Kelurahan Lere dengan 25 tiang penyangga dengan kedalaman 10 meter.

Masjid yang dibangun seorang pengusaha bernama Muhammad Hasan Bajamal untuk mengenang jasa almarhum Syekh Abdullan Raqi atau Datuk Karama. Pembangunannya dimulai pada 19 Januari 2011 dan selesai pada 19 Januari 2012, daya tarik masjid ini adalah pancaran tujuh warna yang berubah-ubah dalam hitungan detik.

Pada September 2018 lalu bangunan masjid ini rusak karena terdampak gempa berskala 7,4 SR yang mengguncang Donggala disusul tsunami. Namun, pemerintah tetap mempertahankannya untuk dijadikan destinasi wisata di Palu.

(Red2/Wisata)

Editor : Irene Indah

TAG :, ,
Statistik Situs
  • Total halaman dikunjungi: 122,329