Tanda-tanda Alami Burnout dan Kapan Kamu Harus Resign

SINDROM : Burnout menjadi salah satu tanda bahwa seseorang bekerja terlalu berlebihan. Burnout dikategorikan WHO sebagai sindrom yang dihasilkan dari stress kronis di tempat kerja yang belum berhasil dikelola. (BeeNews.id/doc)

TEGAL – Tren “quite quitting” ramai diperbincangkan di Indonesia maupun luar negeri. Salah satu penyebabnya adalah burnout di tempat kerja.

Burnout menjadi salah satu tanda seseorang bekerja terlalu berlebihan. Tak ada salahnya bila sekarang kamu berpikir untuk resign dari kantor.

Sehingga, mengenal tanda-tandanya dapat membantumu melakukan penyesuaian dalam berbagai hal, seperti prioritas, gaya bekerja dan mengambil waktu cuti.

Berikut ini beberapa tanda – tanda yang bisa membantumu mengenali saat yang tepat untuk resign.

1. Reaksi fisik yang buruk

Jika memikirkan tentang kerja membuat reaksi di tubuh seperti mual dan rasa tidak enak di perut, tandanya tubuh kamu memperingati kamu akan adanya tekanan stres yang cukup signifikan.

2. Kamu tidak pernah tersenyum di tempat kerja

Kapan terakhir kali sesuatu di tempat kerja membuat kamu tersenyum? Jika kamu lupa, itu merupakan masalah. Bekerja tidaklah menyenangkan setiap hari selayaknya di taman kanak-kanak, namun jika tidak pernah ada kepuasan yang dicapai, kamu harus mempertimbangkan resign.

3. Sering menunda pekerjaan

Bekerja terasa seperti saat kuliah dan sekolah dimana kamu menunda mengerjakan tugas karena memang tidak berniat mengerjakan. Jika tidak ada dari pekerjaan yang membuat kamu bersemangat, ini akan sulit untuk perkembangan kamu.

4. Tidak ada ruang untuk bertumbuh

Kadang-kadang kita suka dengan lingkungan kerja, namun posisi kita stagnan. Jika pilihannya adalah bekerja dengan posisi sama selamanya atau pindah, pilihan kamu sudah jelas.

5. Kamu bosan setengah mati

Hanya berpikir tentang pekerjaan membuat kamu bosan, rasanya kamu sudah melaluinya dan tidak ada yang cukup menantang. Jika kamu terus bertahan, kamu membuang waktu yang seharusnya bisa kamu gunakan untuk belajar lebih banyak.

6. Kasus “Hari Senin” sepanjang minggu

“Saya benci hari Senin” memang jargon global. Namun, jika rasa apatis pada hari Senin ini berlaku dari Senin sampai Jumat, kamu berhak pergi ke lingkungan yang memberi kamu kesenangan dan kepuasan lebih.
(Red2/Psikologi)

Advertisements

Editor : Irene Indah

TAG :,
Statistik Situs
  • Total halaman dikunjungi: 121,223