Pemkab Brebes Semprotkan 10.000 Liter Air Mikroba ke Selokan Pasar Induk Brebes

MIKROBA : Terlihat satu unit mobil armada milik Damkar Brebes saat sedang menyemprotkan larutan air mikroba di saluran irigasi pasar induk Brebes.(Beenews.id/zuhud)

BREBES – Bau busuk yang menyengat sepanjang aliran irigasi pasar induk Brebes direspon serius Pemkab Brebes melalui Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air dan Tata Ruang Kabupaten Brebes.

Bahkan, puluhan galon air bercampur mikroba PA 63 Garuda, sekitar 10.000 liter, sengaja disemprotkan dalam aliran irigasi mengunakan dua unit mobil armada Damkar di sejumlah titik, Jumat (15/12).

Tujuannya, untuk menetralisir kontaminasi dengan memanfaatkan mikroba untuk mengurai pencemaran air saluran irigasi.

Sekretaris DPSDATR Brebes Seno Aji didampingi Kabid Irigasi dan Air Baku Agus Riyanto mengatakan, penyemprotan cairan mikroba PA 63 Garuda menjadi tindak lanjut instruksi Pj Bupati Brebes terkait penanganan pencemaran di saluran irigasi pasar induk.

Fokusnya, kata dia, untuk mengendalikan polusi lingkungan dengan menghilangkan bau busuk serta pemulihan organisme aliran irigasi.

“Seperti gayung bersambut, penyemprotan mikroba PA 63 Garuda ini menjadi momentum pengendalian pencemaran lingkungan. Di sisi lain, kegiatan ini menjadi rangkaian hari Bakti PU ke-78,” kata Seno Aji.

Pemanfaatan mikroba dalam pemulihan pencemaran, lanjut Seno, bertujuan mengurai polutan kimia mengandalkan mikroorganisme.

Menurutnya, saat terjadinya sedimentasi dan penumpukan sampah pasar semakin memperparah pencemaran aliran irigasi. Sehingga, bau busuk menyengat menjadi perhatian pemerintah dalam mengurangi polusi di lingkungan pasar.

“Selain aliran irigasi sepanjang pasar induk, penyemprotan mikroba PA 63 Garuda juga difokuskan pada saluran irigasi sepanjang Jl Dr Wahidin (Kantor Dinkes hingga BRI). Rencananya, program rintisan ini akan dikembangkan ke semua saluran irigasi sekunder,” ungkapnya.

Sementara itu, penemu Mikroba PA 63 Garuda Imam Untung Slamet mengatakan, pemanfaatan mikroba PA 63 Garuda menjadi solusi pemulihan pencemaran secara alami. Sebab, tidak menggunakan bahan kimia tapi justru memanfaatkan mikroorganisme untuk mengurai bahan polutan. Bahkan, penggunaan mikroba sebagai pengurai bisa digunakan untuk pertanian, tambak maupun perkebunan.

Advertisements

“Seiring perkembangan teknologi modern, pemanfaatan mikroba justru menjadi inovasi yang ramah lingkungan. Sebab, bukan mengandalkan bahan kimia tapi pengurai alami yang lebih efektif menetralisir pencemaran,” kata Imam Untung Slamet.(Red3/Umum)

Editor : Irene Indah

TAG :, , ,
Statistik Situs
  • Total halaman dikunjungi: 122,813