Mengenal Lebih Dekat Keluarga Kalisoka
TEGAL – Kalisoka adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Dukuhwaru, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Indonesia. Desa ini berdiri sejak abad ke 16, tepatnya pada zaman Kesultanan Mataram dipimpin oleh Sultan Agung’ di desa tersebut ada sebuah situs sejarah yang merupakan petilasan Ki Gede Honggowono, putra Ki Gede Sebayu yang kala itu menjabat sebagai Bupati Tegal.
Di Desa tersebut terdapat 2 makam tokoh pendiri Kabupaten Tegal yakni makan Ki Gede Honggowono dan Pangeran Purbaya putra Sultan Agung dari Mataram. Pendiri desa ini sejatinya adalah Pangeran Purbaya sendiri dan beliau diklaim oleh warga sekitar sebagai kepala desa pertama sekaligus menjadi pembuka garis keturunan darah biri yang berkuasa di Kalisoka selama ratusan tahun hingga kini.
Pangeran Purbaya merupakan putera Sultan Agung dari Kerajaan Mataram dan sebagai menantu Ki Gede Sebayu. Dalam Babad Pagedongan disebutkan bahwa Pangeran Purbaya mempunyai kelangenan berupa “laweyan seta” (makhluk halus) diberi nama Ki Juru Taman. Perjalanan sejarah dimulai, ketika Pangeran Purbaya diperintah oleh ayahnya untuk menangkap Pasingsingan, akhirnya sampai di Dukuh Sumbregah (Slarang Sigeblag) Lebaksiu.
Bersama dengan Ki Ciptosari dan Wangsayuda mendirikan pondok pesantren yang mengajarkan ilmu bela diri, ilmu anoraga dan ilmu aji jaya kawijayan yang menggunakan mantra. Untuk meningkatkan ilmunya, Pangeran Purbaya berguru kepada Ki Gede sebayu di Karangmangu. Dalam masa berguru.
Pangeran Purbaya mendapat wejangan atau pesan untuk menghindari larangan atau pantangan yaitu :
1 Kadunungan sifat tamak
2 Godaan setan yang masuk pada hati manusia sehingga tumbuh sifat kuma (kumingsun, kuminter, kumalungkung dan sebagainya)
3 Ikut pada bisikan setan sehingga murtad keluar dari jalan yang benar.
Pangeran Purbaya menikah dengan puteri Ki Gede Sebayu bernama Raden Rara Giyanti Subhaleksana. Pangeran Purbaya membangun masjid jami’ di Padepokan Pesantren Desa Kalisoka. Selain itu Pangeran Purbaya bersama Ki Ciptosari membangun balong ikan tambra di Desa Cenggini yang kemudian dimanfaatkan untuk mengairi persawahan penduduk.
Sampai akhir hayat, Pangeran Purbaya dimakamkan di Desa Kalisoka Kecamatan Dukuhwaru. Komplek makam Pangeran Purbaya terbagi menjadi 3 halaman yang dibatasi oleh pagar dari bata. Halaman utama (halaman ke-3) merupakan makam Pangeran Purbaya dan pendampingnya, Makam Reksonegoro, Makam Bupati Pemalang dan masjid makam serta makam kerabat. Halaman 2 dan 1 merupakan makam kerabat.
Bangunan cungkup dibagi dua ruang yaitu ruang makam yang tertutup tembok dan serambi terbuka menelilingi ruang makam. Jirat makam merupakan jirat baru dan berbahan keramik dengan ukuran panjang 2 x 1 m dan tinggi 30 cm. Nisan terbuat dari kayu jati saat ini keadaannya sudah rapuh. Nisan tersebut dikategorikan sebagai tipe Demak-Troloyo. (Red3/Umum).
Editor : Irene Indah