Di Brebes Ada 25 Titik Rawan Penyebaran HIV/AIDS
BREBES – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Brebes mengungkapkan ada 25 titik rawan penyebaran HIV/ AIDS di Kabupaten Brebes saat ini. Bahkan, untuk mencegah penyebaran ke 25 titik tersebut kini menjadi sasaran pemetaan untuk dilakukan penyisiran.
Rencananya realisasi pemetaan populasi kunci tersebut, Dinkes Brebes akan populasi kunci di Kabupaten Brebes. Bahkan, semua titik rawan penyebaran HIV/AIDS akan disisir yang tersebar di 17 kecamatan dengan melibatkan sejumlah pihak terkait.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Brebes, Imam Budi Santoso menjelaskan, bahwa semua akan difokuskan dengan melakukan Voluntary Counseling and Testing kepada orang yang rentan terpapar HIV/ AIDS.
Beliau membeberkan, pertimbangan pemetaan pada 25 titik rawan penyebaran HIV/ AIDS ditentukan berdasarkan sejumlah faktor. Yakni, adanya komunitas atau lokasi yang berkaitan dengan penyebaran karena menjadi tempat prostitusi atau titik kumpul.
Rinciannya, Kecamatan Tonjong di Ciregol sebagai titik Wanita Pekerja Seks Langsung (WPSL-red). Kemudian, Klikiran Kecamatan Jatibarang WPSL, Kerseman Bulusari WPSTL, Lawang Ijo Kluwut WPSL, Pangkalan Truk Kecipir WPSL, dan Alun-alun WPSTL.
“Titik populasi kunci sebaran HIV/ AIDS lainnya, cenderung lebih tertutup karena masih berkedok warung remang-remang,” ungkap Imam Budi Santoso, Kamis (04/8) siang.
Dalam pemetaan populasi kunci, menurut Imam, sasarannya tidak hanya Wanita Pekerja Seks Langsung. Namun, juga menyasar komunitas Lesiban, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT-red). Sebab, kategori itu dinilai sangat rentan terjadinya penularan HIV/ AIDS. Sehingga, diharapkan hasil pemetaan populasi kunci menjadi acuan pasti potensi penyebaran kasus baru.
Sementara itu, Sub Koordinator Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Brebes, Johan Asani menambahkan, fokus pemetaan titik rawan populasi kunci yang rentan tertular HIV/ AIDS memang menyasar LGBT. Sebab, berdasarkan hasil pemetaan VCT secara berkala tercatat 77 penderita baru terkonfirmasi positif tertular HIV/ AIDS.
Sehingga, dengan melibatkan stakehloder terkait hasil pemetaan dan estimasi populasi kunci akan lebih maksimal.
“Stakeholder yang dilibatkan, yakni Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Dinsos, DP3KB, Bagian Kesra, Satreskrim, Satpol PP, Puskesmas Bulakamba, Puskesmas Jatirokeh, Skretariat KPA, Yayasan TEKAD dan Paguyuban Waria,” pungkasnya.(Red3/Kesehatan).
Editor : Irene Indah