Calon Pengusaha Muda Jangan Mudah Putus Asa
BREBES – Pengusaha muda dari Brebes Dhani Bagus Purnama menjelaskan, bahwa berbisnis ibarat sedang menjalin cinta. Dalam artian harus saling take and give dan kadang ada yang harus dikorbankan. Untuk itu, terlebih dahulu kenali produknya dan rawat dengan sepenuh hati sampai sedetil-detilnya untuk mendapatkan produk yang berkualitas tinggi.
“Ibarat ingin mendapatkan pasangan hidup yang lestari maka harus ada perlakuan khusus terhadap produk dan yang mengelilinginya,” tutur Dhani saat menyampaikan presentasi Bisnis Milenial bersama OMG Kabupaten Brebes di Café Rajaswa, Sitanggal Larangan, Brebes, Minggu (29/1).
Mencapai sukses, tidak lepas dari peran orang lain. Seorang Dhani, tidak berarti apa-apa bila tidak dibantu tangan-tangan trampil, pemikiran dan sepak terjang teman-teman di perusahannya. Dirinya tidak bisa bekerja sendiri, maka dibutuhkan bantuan dari orang-orang disekitarnya. Tak heran kalau kemudian satu persatu mitra kerjanya mendapatkan perhatian yang sama, tidak dibeda-bedakan.
Ketika merekrut karyawanpun, Dhani mengaku tidak melihat gelar kesarjanaan dan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang tercatat di ijasah. Pengusaha Telor Bakar Yes ini tidak menampik karyawan yang melamar dengan IPK tinggi akan diterima tetapi tiak diistimewakan.
Dan yang bergelar tidak serta merta langsung menempati posisi tinggi, dikandung maksud agar karyawan tersebut menguasai dulu seluruh bidang pekerjaan, maka ketika harus naik tingkat atau promosi jabatan makin mahir.
“Hal yang paling utama, bila ingin bermitra dengan saya maka kejujuran dan atitudenyalah prasarat yang harus dipenuhi, tidak bisa ditawar-tawar. Bisnis apapun yang dijalankan, sangat membutuhkan kejujuran dari masing-masing personil,” tandasnya.
Diperusahaan, Dhani juga memposisikan diri sebagai karyawan juga, tidak bertindak sebagai bos. Semua yang terlibat adalah mitra kerja dalam posisi tanggung jawab masing-masing. Sehingga seorang Dhani juga tidak seenaknya mengambil uang perusahaan untuk keperluan pribadi.
Untuk menghindari kerugian, Dhani menceritakan ketika mengelola bahan baku jangan sampai ada yang terbuang. Misalnya, ada telor yang rusak, maka jangan langsung dibuang begitu saja. Telor yang pecah, retak, busuk harus dipisah-pisahkan dengan cermat.
Bila ada telor retak, jangan sampai dijajakan. Tetapi telor retak atau pecah itu bisa diolah lebih lanjut. Seperti untuk bahan pembuatan saos, dibuat kerupuk telor, disajikan dalam bentuk botok telur asin, telor pepes dan lain-lain. Jadi tidak ada yang terbuang sia-sia.
Dhani berharap, untuk para calon pengusaha muda jangan mudah putus asa. Ada berbagai cara yang bisa ditempuh untuk tetap eksis dalam berbisnis. Semisal ada kendala, seperti terdampak Covid 19 yang lalu, pemesaran tidak bisa langsung tetapi harus melalui online. Maka aktiflah di medsos untuk memasarkannya dan menggandeng juga jasa pengiriman.
Sekarang Covid 19 sudah pergi maka tantangan lainnya masih tetap ada, dan di situ dibutuhkan inovasi-inovasi yang lebih cerdas. Jangan sampai, antar pedagang yang sama jenisnya bermain curang misalnya dengan banting harga. Cara seperti itu hanya akan merugikan diri sendiri. Yang dibangun, justru peningkatan kualitas dan kepercayaan. Prinsipnya ya pada kejujuran terhadap diri sendiri maupun kepada pembeli atau pelanggan.
Ketika ada orang komplain maka harus diganti dengan barang yang baru. Dalam hitungan akal sehat saat itu memang rugi, tetapi sebenarnya keuntungan karena pembeli tersebut akan kembali membeli porduknya.
“Namun bila bila tidak mengganti atau cuek dengan komplain maka orang tersebut akan lari dan yang lebih parah lagi adalah dengan mengumbar tentang buruknya pelayanan dari mulut ke mulut. Dan di era sekarang ketidakpuasan pelanggan akan ditumpahkan di berbagai medsos yang bisa dibaca seluruh dunia. Bila pelayanan buruk maka kerugian akan lebih besar lagi,” pungkasnya.
Dalam berbisnis, Dhani berprinsip bahwa manusia yang baik adalah yang bermanfaat bagi orang lain. Maka dia tidak sungkan-sungkan untuk beriklan, berpromosi di mana-mana.
“Jangan khawatir dengan rejeki, karena alamatnya sudah jelas dan tidak akan nyasar ke tempat yang lain. Bahkan orang lain juga yang akan menunjukan alamat rejeki itu ke ke tempat saya,” tutupnya.
Ketua Panitia Aldi menjelaskan, seminar yang diikuti 50 peserta itu bertujuan untuk memberikan motivasi kepada Pembisnis Milienial agar tidak patah arang dalam berbisnis. Bahkan nantinya diharapkan para peserta bisa mengembangkan usahanya dan mencapai kesuksesan.(Red3/Bisnis).
Editor : Irene Indah