Bimbingan Teknis Pembuatan Elisitor Biosaka Guna Mendukung Pembangunan Komoditas Pertanian
BREBES – Elisitor Biosaka telah tersebar ke petani di seluruh wilayah Nusantara dampak dari upaya Kementerian Pertanian (Kementan) yang digaungkan oleh Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, guna mewujudkan pertanian ramah lingkungan yang efisien biaya dan meningkatkan produksi.
“Kemarin siang, diadakan bimtek Elisitor Biosaka di Aula Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Brebes. Bimtek ini dipandu oleh Muhamad Anshar, penggagas Biosaka, dan diikuti oleh 60 peserta. Semua peserta berhasil menunjukkan hasil yang mengagumkan dengan Biosaka yang berkilauan dan sekarang mereka akan mengaplikasikannya pada komoditas mereka masing-masing,” kata Slamet, seorang petani di Brebes, pada Selasa (20/6).
Asep Efendi, anggota Kelompok Tani Sinar Rejeki dan salah satu peserta Bimtek Biosaka, mengakui bahwa ia telah menerapkan Elisitor Biosaka dan mencapai hasil yang luar biasa.
Asep membuat Biosaka secara mandiri dengan menonton tutorial pembuatan Biosaka di salah satu kanal media sosial.
“Saya sudah menggunakan Biosaka selama 3 kali musim tanam, hasilnya sangat luar biasa. Oleh karena itu, kami sangat senang karena Pak Anshar mengajari kami secara langsung. Biosaka yang saya gunakan selama ini adalah buatan saya sendiri dengan cara menonton di YouTube,” ujarnya.
Muhammad Anshar selaku penggagas Biosaka, mengungkapkan bahwa kekuatan pikiran memiliki pengaruh besar pada segala hal di sekitar kita, terutama pada tubuh. Bahkan, pikiran dapat mempengaruhi kondisi kesehatan manusia.
Dengan menjaga pikiran tetap positif, tubuh akan menjadi lebih sehat dan kuat. Oleh karena itu, saat proses pembuatan Biosaka, hanya orang-orang dengan pikiran positif yang mampu menghasilkan Biosaka yang homogen.
“Kekuatan pikiran itu luar biasa Bapak, Ibu sekalian. Pikiran kita akan berpengaruh pada reaksi kimia yang tubuh kita hasilkan, sehingga pada saat meremas biosaka pikiran kita harus positif agar hasilnya koheren. Adapun penggunaan rumput sebagai bahan Biosaka karena rumput merupakan tumbuhan yang adaptif,” tuturnya.
Disebutkan Anshar, bahwa dalam satu genggam rumput, dapat menghasilkan elisitor Biosaka sebanyak 5 liter dan digunakan pada sawah seluas 4 hektar sampai panen.
Khusus untuk pada bawang merah, dosis penggunakan Biosakanya rendah sehingga dapat digunakan pada lahan bawang merah yang lebih luas.
Dosis pada bawang merah itu kecil sekali, hanya 20 mililter sehingga penggunaanya bisa pada lahan yang lebih luas. Dalam membuat biosaka, kalau sudah sering melakukanya hasilnya pasti bagus. Kuncinya keraguan dalam hati harus dihilangkan dulu. Hati dan pikiran harus tenang dan bahagia,” jelasnya.
“Biosaka itu bukan barang pabrikan, tidak bisa dibuat dengan mesin, blender, tumbuk, tidak dijualbelikan, tetapi dibuat sendiri dengan tangan petani. Biosaka itu bukan pupuk, bukan pestisida, bukan hormon, bukan enzim tetapi elisitor sebagai signaling bagi tanaman. Tidak ada risiko bagi tanaman dan orang, menghemat pupuk kimia sintetis dan pestisida kimia sintetis, meminimalisir hama penyakit, menyuburkan lahan dan menjaga produksi,” tambah Anshar.(Red3/Umum).
Editor : Irene Indah