Wujudkan Smart Village, Pemkab Brebes Gandeng PT Telkom
BREBES – Untuk mewujudkan Smart Village (desa cerdas) bukanlah hal yang mudah, karena perlu persiapan dan proses yang matang. Baik dari sisi sumber daya manusia yang mumpuni maupun penyediaan teknologi informasi.
Untuk itu, dibutuhkan sinergitas stakeholder pentahelix yaitu pemerintah, masyarakat atau organisasi masyarakat, akademisi, pelaku usaha dan media. Wujud dari itu, Pemerintah Kabupaten Brebes menggandeng PT Telkom dengan menandatangani nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU).
Demikian disampaikan Bupati Brebes melalui Sekda Brebes Ir Djoko Gunawan MT saat Penandatanganan MoU dan dan Sosialisasi Sinergitas Jejaring Desa Rodjo Kojo “Ndoro Kojo” Pembibitan Domba Sakub Kabupaten Brebes, di Pendopo Bupati Brebes, Kamis (21/4).
Atas nama Pemkab Brebes, Djoko mengapresiasi inovasi sinergitas jejaring desa rodjo kojo “ndoro kojo” pembibitan Domba Sakub. Diharapkan, inovasi ini akan cepat mewujudkan smart villlage atau desa cerdas berbasis digital sehingga masyarakat akan lebih kreatif dan inovatif.
Dengan Smart Village, dapat meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat desa karena memiliki daya saing baik di bidang sosial, ekonomi dan lingkungan melalui pengembangan potensi yang dimiliki. Seperti diketahui, Kabupaten Brebes memiliki potensi cukup besar di berbagai sektor, salah satunya sektor peternakan.
Seperti halnya program “ndoro kojo” pembibitan domba sakub, yang mengusung konsep smart villlage di Pandansari ini dapat memaksimalkan potensi lokal dengan mensinergikan sektor peternakan (domba sakub), pertanian dan perkebunan, edu wisata dan umkm dengan memanfaatkan teknologi jaringan internet melalui sosial media.
Pemilihan smart villlage berbasis pembibitan domba sakub ini, tentu memiliki alasan yang kuat, yaitu untuk menaikkan populasi ternak, mengoptimalkan pengembangan kawasan peternakan yang terintegrasi, menaikkan minat beternak di masyarakat, menciptkan kelembagaan peternak yang berorientasi bisnis serta mewujudkan sistem manajemen peternakan dari hulu sampai hilir yang terorganisir dengan baik. Diharapkan smart villlage dapat diwujudkan, agar menjadi pusat pertumbuhan dan menjadikan desa tersebut sebagai agen pembaruan, guna penguatan ekonomi masyarakat desa.
Apa lagi jika pembibitan domba sakub di Pandansari Kecamatan Paguyangan dapat ditingkatkan kapasitasnya maka akan menjadi research center atau pusat penelitian domba sakub. Menjadi pusat penelitian pertama yang dimiliki oleh kabupaten/kota di Indonesia dan dapat memaksimalkan potensi sosial budaya.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Brebes drh Ismu Subroto MSi menjelaskan, ndoro kojo singkatan dari desa rojo kojo yang dalam bahasa Indonesia artinya desa padat ternak. Ismu akan membikin pembibitan domba sakub bersinergi dengan pentahelix yang ikut terjun mewujudkan smart village berbasis pembibitan ternak.
“Selama ini, smart village terkenal hanya di bidang pariwisata, namun pihaknya akan mewujudkan Smart Villace berbasis peternakan di Desa Pandansari,” ungkapnya.
Kata Ismu, Domba Sakub memiliki banyak keunggulan diantaranya memiliki bobot hingga 104 kilogram dengan rata-rata 70 kilogram. Nah, untuk pengembangannya menggandeng PT Telkom sebagai penyedia jaringan internet agar pemasarannya digitalisasi dan cara pembibitannya menggunakan chip.
Pihaknya juga telah bekerja sama dengan Balai Peternakan Provinsi Jateng, Fakultas Peternakan UGM Yogyakarta, Media Masa dan Pengusaha untuk membangun sinergitas jejaring Desa Rojo Kojo, dari Brebes untuk Indonesia.
General Manager PT Telkom Wilayah Pekalongan Dwi Kiansantang menyambut baik kerjasama ini, dan dengan bangga bisa membantu mengembangan Smart Village yang berbasis peternakan. Karena akan sangat membantu mensejahterakan masyarakat dengan percepatan akselerasi penambahan jaringan agar terwujud smart digital yang baik diwilayah tersebut.
Harapan kedepan, lanjut Dwi, nantinya akan support semua kebutuhan tetap Smart Village agar bisa mewujudkan mimpi membantu Indonesia menjadi lebih sejahtera atau Desa Mandiri.
Yang pada akhirnya, akan mencapai tujuan meningkatkan sektor potensi pedesaan seperti pertanian, perikanan, peternakan, kerajinan UMKM dengan berbagai inovasi. Telkom sudah beberapa kali melayani, diantaranya pemasangan repeater untuk Desa Maribaya dan akhirnya pada 10 Februari 2020 sinyal bisa ditangkap masyarakat.
“Kami tambah semangat, karena sudah bekerja sama dan untuk Aplikasi Simpel pada 16 Maret 2022 di Desa Pandansari terlayani,” ungkap Dwi.
Dwi berharap penandatanganan MoU menjadi transformasi dan pengembangan digital di Kabupaten Brebes. Karena akan terbentuk pula ekosistem digital yang semakin meningkat dari segala sektornya.
Hadir pada acara tersebut Asisten Sekda Bidang Ekonomi dan Pembangunan Tety Yuliana dan Kepala OPD terkait lainnya.
(Red2/Umum)
Editor : Irene Indah