Transformasi dan Inovasi, Kunci Kesuksesan yang Mendorong Kemajuan
BREBES – Indonesia, negara maritim dengan kekayaan alam dan keanekaragaman budaya yang luar biasa bervariasi. Dikelilingi oleh lautan dan diselimuti pesona alam yang indah, masing-masing daerah memiliki keberagaman etnis, bahasa, serta tradisi yang membuat budaya Indonesia makin kaya.
Salah satu wilayah yang kerap menarik perhatian jika berbicara tentang keberagaman Indonesia adalah Kabuapten Brebes di Jawa Tengah. Daerah yang memiliki luas total 1.769,62 km² ini punya kontribusi penting pada sektor pertanian Indonesia hingga disebut ‘Kota Bawang’.
Sesuai dengan namanya, Kabupaten Brebes berperan vital dalam produksi bawang merah, salah satu komoditas pertanian utama di Indonesia. Keberhasilan Brebes sebagai sentra produksi bawang yang unggul, memastikan kualitas dan kuantitas hasil pertanian yang tinggi, tidak hanya meningkatkan perekonomian daerah, tapi juga berkontribusi terhadap ketahanan pangan nasional.
Potensi daerah ini disadari oleh salah satu pemuda asal Brebes bernama Dienda Lorabuana yang mendirikan PT Sinergi Brebes Inovatif sejak 2018 lalu. Usai lulus kuliah di UIN Yogyakarta, Dienda bertekad untuk mendedikasikan dirinya memajukan kampung halamannya.
“Jadi, Brebes ini kan termasuk daerah terluas dengan potensi pertanian yang cukup besar, tapi masih dikelola secara tradisional. Harga bawang juga pernah jatuh sampai di bawah harga modal. Saya sebagai anak muda Brebes yang punya concern di bidang pertanian, merasa terpanggil untuk memajukan kampung halaman,” ucap Dienda menceritakan awal mula dirinya mendirikan SBI.
Dienda juga menjelaskan bahwa berinovasi dari pengelolaan secara tradisional hingga menjadi korporasi seperti sekarang banyak tantangan dan persiapan yang harus dilalui. Seperti memberi edukasi korporasi kepada para petani hingga pendanaan awal.
Di tengah tantangan tersebut, Dienda dan PT Sinergi Brebes Inovatif terbantu dengan kehadiran Bank Rakyat Indonesia (BRI), yang mendukung berjalannya usaha lewat bantuan modal, pendampingan usaha, serta pemberdayaan petani setempat.
“BRI selalu hadir buat para petani kita, menyediakan produk pinjaman yang mudah dan murah untuk petani dan juga UMKM di sekitar sini. Berawal dari kenal karena cari modal, sekarang hubungan baik kami dengan BRI juga menjadi lebih luas. Kami juga dibantu pendampingan untuk melakukan publikasi, melalui berbagai macam pameran UMKM di lokal brebes, daerah Jawa Tengah sampai ke Jakarta,” jelasnya lagi.
Transformasi dan inovasi menjadi kunci kesuksesan yang mendorong kemajuan PT SBI. Dienda sendiri mengaku bahwa ia tidak menyangka dari bawang goreng yang dikemas dan dijual dengan cara yang lebih modern, dapat begitu membantu menaikkan derajat para petani lokal di kampung halamannya.
PT SBI yang juga merupakan Badan Usaha Milik Petani (BUMP) dijelaskan oleh Dienda dimiliki oleh para petani dengan cara kepemilikan saham. Inovasi yang dilakukan adalah meningkatkan nilai bawang merah yang tidak hanya dijual mentah, namun juga sudah diolah sehingga menjadi camilan dengan kemasan yang lebih menarik.
Berkat transformasi dan inovasi tersebut, para petani di Desa Sidamulya, Wonosari, Brebes yang tadinya hanya melakukan penanaman dan panen bawang merah, kini memiliki keahlian untuk mengolah dan mempublikasikan produk sehingga bisa dijual ke seluruh Indonesia, bahkan hingga ke luar negeri.
Tidak hanya dibantu untuk proses pendanaan, pengelolaan, proses publikasi dan memperluas jaringan, para petani di PT SBI juga selalu mendapatkan bimbingan dari para mantri BRI untuk mengetahui pentingnya Tabungan BRI Simpedes.
“BRI tidak hanya sekadar memberi pinjaman saja, tapi juga mensosialisasikan pentingnya menabung di Tabungan BRI Simpedes, supaya petani juga punya dana cadangan. Untuk mempermudah pengelolaan tabungan dan transaksi, kami juga ajarkan penggunaan aplikasi BRImo,” ucap Riyan, salah seorang mantri BRI yang memberikan pendampingan di PT SBI.
Masih banyak hal yang sangat menarik untuk diketahui dari kisah inspiratif Dienda, PT SBI, dan para petani Brebes yang sukses membawa produk komoditas bawang hingga ke seluruh penjuru Indonesia.(Red3/Umum)
Editor : Irene Indah