Tragedi Kanjuruhan Menjadi Paling Kelam Kedua dalam Sejarah Sepak Bola Dunia

TRAGEDI : Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 125 orang menambah daftar catatan kelam dalam sejarah sepak bola Indonesia. Padahal, tak sampai 240 hari lagi, Piala Dunia U-20 akan digelar di Indonesia pada 20 Mei – 11 Juni 2023. (BeeNews.id/doc)

JAKARTA – Sepak bola Indonesia kembali berduka dengan adanya insiden yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Sabtu (1/10/2022) malam WIB. Tercatat 127 orang meninggal dunia setelah pertandingan pekan ke-11 BRI Liga 1 2022/2023 antara Arema FC kontra Persebaya Surabaya tersebut.

Selain korban meninggal dunia, ada 180 suporter yang masih dalam perawatan di rumah sakit. Ratusan korban ini karena efek gas air mata yang ditembakkan aparat keamanan untuk membubarkan suporter Arema FC yang berupaya masuk ke dalam lapangan.

Kronologinya bermula setelah wasit meniupkan peluit panjang, ribuan Aremania merangsek masuk ke area lapangan, mereka kecewa tim kesayangan kalah di tangan rival.

Kerusuhan meluas, botol-botol dilempar ke dalam lapangan termasuk juga flare dan benda lainnya. Petugas keamanan tidak tinggal diam, polisi dan TNI masuk ke lapangan berusaha menekan serbuan.

Mobil polisi ikut menjadi sasaran amukan suporter dengan dibakar. Kondisi tersebut membuat polisi menembakkan gas air mata, karena menimbang jumlah personil keamanan yang tak sebanding dengan supporter

Kondisi yang paling tidak diinginkan pun terjadi, ratusan nyawa melayang akibat tragedi Kanjuruhan Malang. Data sementara dari pihak kepolisian, total korban tewas kini sebanyak 129 orang, bertambah dari sebelumnya 127 orang.

Di luar data resmi dari kepolisian, beredar pula informasi bahwa jumlah korban jiwa bertambah menjadi 153 orang. Namun, pihak kepolisian belum membenarkan ketika ditanya soal sebaran data tersebut.

Dengan banyaknya jumlah korban yang tewas, sepak bola Indonesia pun kembali menjadi sorotan dunia. Dan fakta yang paling menyedihkan adalah tragedi Arema merupakan pertandingan sepak bola paling mematikan kedua dalam sejarah.

Menurut laporan Priceonomics, pertandingan paling mematikan dalam sejarah sepak bola adalah di Stadion Nasional Lima, Peru. Momen mengerikan itu terjadi pada 24 Mei 1964 dan merenggut nyawa 354 orang.

Timnas Peru bersua Argentina di babak kualifikasi kedua untuk turnamen Olimpiade Tokyo. Pertandingan ini disaksikan 53.000 penonton atau 5% dari populasi ibu kota pada saat itu.

Advertisements

Sebagai akibatnya, 328 orang tewas karena sesak napas dan/atau pendarahan internal, meskipun kemungkinan jumlah korban tewas lebih tinggi.

Berikut ini insiden di stadion sepak bola yang merenggut banyak korban jiwa :

  1. 24 Mei 1964, Estadio Nacional Disaster, Lima, Peru, 328 Orang Tewas
  2. 1 Oktober 2022, Tragedi Stadion Kanjuruhan, Malang, Indonesia, 127 Orang Tewas
  3. 9 Mei 2001, Accra Sports Stadium Disaster, Accra, Ghana, 126 Orang Tewas
  4. 15 April 1989, Hillsborough Disaster, Sheffield, Inggris, 96 Orang Tewas
  5. 12 Maret 1988, Kathmandu Hailstorm Disaster, Kathmandu, Nepal, 93 Orang Tewas
    (Red2/Olahraga)

Editor : Irene Indah

TAG :, , , ,
Statistik Situs
  • Total halaman dikunjungi: 122,619