Tradisi Bertukar Makanan Saat Hari Raya Lebaran Khas Masyarakat Brebes

BREBES – Masyarakat Brebes Selatan punya tradisi yang bernama Tukar Takir. Mereka akan saling bertukar makanan untuk menunjukkan kebersamaan dan kerukunan. Seperti apa?
Pada hari-hari tertentu, warga desa di Brebes secara sukarela menyumbangkan makanan untuk nantinya dimakan bersama-sama. Makanan itu disajikan dengan diwadahi takir. Takir merupakan tempat makanan yang terbuat dari daun pisang.
Pada upacara perayaan tertentu, sumbangan dari warga ini kemudian dikumpulkan jadi satu dan akan dibagikan kembali kepada warga secara acak untuk dimakan bersama-sama.
Sejarawan Pantura, Wijanarto menyebut takir merupakan penggalan dari kata takwa dan zikir. Kata takir, lanjut dia sarat dengan nilai religius. Sehingga konteks tukar takir ini menjadi sebuah tradisi spiritualnya.
Makna lain dari takir menurut budaya Jawa merupakan pembungkus dari daun pisang. Daun ini kemudian direkatkan dengan lidi sebagai penguat daun pembungkus makanan.
“Di dalam takir itu ada daun pisang dan ada lidi untuk menguatkannya. Di dalam takir itu ada isi makanan yang beraneka rupa,” ulas Wijanarto.
Tukar takir juga memiliki pesan kebaikan dalam kebersamaan. Dalam acara ini, warga tanpa memandang status sosial menyatu dalam kebersamaan dan memakan makanan yang terbungkus takir.
Ada makna untuk saling membantu, saling melengkapi dan saling memberi. Dengan tradisi ini, diharapkan masyarakat akan tetap menjaga sifat saling membantu, selalu bersama, dan saling melengkapi. (Red3/Kuliner).
Editor : Irene Indah