Sepi Pembeli, Puluhan PKL di Tegal Terpaksa Berhenti Jualan, Lokasi Baru Dinilai Bikin Bangkrut

TEGAL – Kondisi memprihatinkan tengah dialami puluhan pedagang kaki lima (PKL) di Kota Tegal. Sejak direlokasi ke kawasan Pujasera Jalan Melati tiga bulan lalu, para pedagang justru mengeluh omset mereka anjlok drastis. Bahkan, sebagian besar dari mereka kini memilih tidak berjualan lagi karena sepinya pengunjung.
Salah satu pedagang, Johari, mengaku sejak menempati lokasi baru tersebut, pendapatannya justru terus menurun. Ia menyebut ada rekan sesama pedagang yang hanya mampu menjual dua porsi dagangan dalam sehari. Momen puasa dan lebaran yang biasanya jadi harapan peningkatan penjualan pun tak mampu mengangkat omset mereka.
Tak kuat menghadapi tekanan ekonomi, banyak pedagang yang akhirnya kehabisan modal dan terpaksa gulung tikar. Para pedagang pun mulai bergerak mencari solusi, salah satunya dengan mengadu langsung ke Ketua Komisi II DPRD Kota Tegal agar bisa kembali berdagang di lokasi lama yang dianggap lebih ramai.
Senada dengan Johari, pedagang lainnya, Kunto Wibisono, menyebutkan bahwa sejak pindah ke Pujasera Jalan Melati, penjualan mereka anjlok hingga 80 persen. Dari 110 pedagang yang awalnya direlokasi, kini hanya sekitar 70 yang masih bertahan. Sementara sisanya sudah tidak sanggup melanjutkan usaha karena kondisi semakin sulit.
Ironisnya, meski dalam keadaan serba kekurangan, para PKL tetap harus membayar sejumlah iuran harian. Mulai dari retribusi Rp2.000, biaya keamanan Rp5.000, hingga tarif listrik Rp3.000-Rp5.000 per hari.
Menanggapi keluhan para pedagang, anggota Komisi II DPRD Kota Tegal, Hj. Ratna, menyebut bahwa pihaknya sebelumnya telah melakukan audiensi dengan perwakilan PKL dan menghasilkan 11 rekomendasi. Namun hingga saat ini, belum ada satu pun rekomendasi yang dijalankan. Ratna mengatakan, Komisi II akan segera menggelar rapat internal untuk menentukan langkah selanjutnya yang dapat memberikan solusi terbaik bagi para pedagang yang terdampak.
(Red1/Umum)
Editor : Indah Setiawati