Seni Tradisi Brebes, Digelar Virtual

KELESTARIAN BUDAYA : Wabup Brebes Narjo mengajak kepada semua warga Kabupaten Brebes, untuk terus memupuk dan mempertebal kecintaan kepada tanah kelahiran, mencintai dan menjaga kelestarian budaya. (BeeNews.id/Dinkominfotik Brebes)

BREBES – Guna menjaga nilai-nilai budaya yang adiluhung, seni budaya Kabupaten Brebes digelar virtual. Sebanyak tiga seni budaya yang dtampilkan yakni, Seni Wayang Golek, Sintren dan Benta-Benti.

Pagelaran yang disuport Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah beserta Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Dinbudpar) Kabupaten Brebes berlangsung di gedung Futsal, Desa Pamulihan, Kecamatan Larangan, Brebes, Kamis (18/11) malam.

Pagelaran dibuka Wakil Bupati Brebes Narjo SH MH secara luring terbatas. Dia mengharapkan, melalui pagelaran seni tradisi ikut membangun semangat untuk melestarikan nilai-nilai kesenian lokal yang dimiliki Kabupaten Brebes.

Pentas ini, lanjutnya, juga diharapkan untuk meningkatkan indeks kebahagiaan masyarakat Pamulihan yang masuk dalam kategori desa kemiskinan ekstrem.

Dari pentas tersebut, masyarakat akan terus semangat dan produktif dalam salah satunya yaitu melalui hiburan masyarakat.

Narjo mengungkapkan kalau di Kabupaten Brebes memiliki banyak kesenian budaya di antaranya Seni Burok, Sintren, Dogdog Kaliwon, Kuntulan, Tari Topeng Brebes, Tari Topeng Sinok. Semua bentuk seni budaya tersebut harus kita banggakan dan syukuri sebagai salah satu kekayaan bangsa.

Oleh karena itu, kita harus tetap melestarikan dan menjaganya. Begitu juga Seni Sintren, Lais, Rudat, Benta-benti dan Wayang Golek yang ditampilkan dalam pagelaran ini.

Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Dinbudpar) Kabupaten Brebes Wijanarto, menyampaikan acara digelar sebagai upaya merayakan pertunjukkan kesenian rakyat yang selama pandemi Covid-19 mengalami problem, lantaran tidak bisa berekspresi sekaligus mencari nafkah.

“Kita menghadirkan para pegiat kesenian rakyat, untuk berekspresi sekaligus agar mereka berkiprah lagi seperti sebelum terjadi pandemi Covid-19,” terang Wijanarto.

Wijanarto menuturkan gelaran kesenian rakyat sengaja dilakukan di Desa Pamulihan Kecamatan Larangan, sebagai salah satu desa yang masuk kategori kemiskinan ektrem.

Advertisements

Untuk membuktikan, bahwa negara hadir untuk mencari solusi bahwa kesenian tradisional juga bisa dikemas menjadi seni ekonomi kreatif.

Tampak hadir, Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah Yuni Astuti Camat Larangan Eko Supriyanto, Kepala Desa Pamulihan dan tamu undangan lainnya.
(Red2/Seni & Budaya)

Editor : Irene Indah

Statistik Situs
  • Total halaman dikunjungi: 115,335