PMII Al-Masruriya Sirampok Brebes Gelar Mapaba

BARU : Kegiatan Masa Penerimaan Anggota Baru (Mapaba) di Gedung Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Hikmah 2 Sirampog, Brebes.(Beenews.id/doc)

BREBES – Pengurus Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Al-Masruriya Pesantren Al-Hikmah 2 Kabupaten Brebes menggelar kegiatan Masa Penerimaan Anggota Baru (Mapaba) di Gedung Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Hikmah 2 Sirampog, Brebes, Sabtu, (11/11).

Kegiatan yang diikuti oleh mahasiswa STAI Al-Hikmah 2 yang juga santri di Pesantren Al-Hikmah 2 sebanyak 23 peserta dan dari Perguruan tinggi sekitar.

Ketua Kaderisasi PC PMII Brebes A’am Safina Khabiba mengatakan, Mapaba sebagai proses awal syarat menjadi anggota PMII yang dalam kaderisasi bertujuan untuk membentuk kader ulul albab.

“Sebagai tali pengikat warga pergerakan dalam memperjuangkan cita-cita organisasi maka setiap kader PMII harus menghayati tujuan PMII terutama harus dibangun dari indifidunya, karena PMII adalah organisasi yang bersifat kemahasiswaan, kebangsaan, dan keislaman,” ujarnya.

Dalam forum Mapaba inilah lanjutnya, nilai dasar pergerakan (NDP) harus dipahami semua kader dengan memposisikan trilogi PMII untuk keseimbangan hati, akal dan tindakan, ini sebagai nilai dasar dari kader ulul albab.

Ketua pelaksana Mapaba fajar menjelaskan, tujuan diadakannya Mapaba ada beberapa alasan yang pertama sebagai tanggung jawab organisasi, yang kedua sebagai percepatan kaderisasi, yang ketiga untuk menyiapkan kader yang mampu dan komitmen untuk keberlangsungan organisasi.

“Setelah mengikuti Mapaba, nantinya akan mendapat pendampingan dalam berproses di PMII dibekali dengan ilmu pengetahuan dan kreativitas santri,” terangnya kepada NU Online Jateng, Senin (13/11).

Tokoh senior PMII Muamar Reza Pahlevi mantan Ketua Komisioner KPU Kabupaten Brebes manyampaikan, Mapaba sebagai langkah awal dalam kaderisasi PMII untuk menyiapkan anggota yang militan dan dapat mengamalkan dzikir, fikir, amal shaleh.

“Sebagai mahasiswa santri harus berani berinovasi untuk ikut terlibat dalam menghadapi tantangan di luar dunia pesantren, santri sekarang sudah banyak menjadi pemimpin baik di organisasi maupun pemimpin negeri,” katanya.

Sudah banyak santri lanjutnya yang membuktikan keberhasilannya melalui pemikiran politik kaum santri untuk membangun bangsa Indonesia, peran santri dalam menjaga kemerdekaan dengan melawan penjajah.

Advertisements

“Yakni melalui semangat resolusi jihad yang pernah difatwakan KH Hasyim Asy’ari pada 22 Oktober 1945 membakar semangat perjuangan santri dalam menegakan kedaulatan negara dan menegakan agama,” pungkasnya.(Red3/Umum)

Editor : Irene Indah

TAG :, ,
Statistik Situs
  • Total halaman dikunjungi: 123,445