Penjelasan Penggunaan Aplikasi MyPertamina Menurut Peneliti dari Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi LIPI

MYPERTAMINA : Meski penggunaan gawai saat melakukan pengisian bensin di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) dilarang, PT Pertamina malah gencar mengajak masyarakat untuk menggunakan aplikasi MyPertamina.(BeeNews.id/ZuhudBudiaji).

JAKARTA – Saat ini, pembayaran digital atau non-tunai sudah marak digunakan, termasuk salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yakni Pertamina. PT Pertamina yang baru-baru ini mengeluarkan aplikasi MyPertamina untuk melakukan pembayaran non tunai.

Meski penggunaan gawai saat melakukan pengisian bensin di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) dilarang, PT Pertamina malah gencar mengajak masyarakat untuk menggunakan aplikasi MyPertamina.

Mengingat, banyak kejadian mobil atau motor hingga pom bensin yang terbakar diduga karena pengguna kendaraan yang menggunakan gawai saat mengisi BBM. Lalu, mengapa PT Pertamina mengeluarkan sistem pembayaran menggunakan aplikasi MyPertamina?

Terkait larangan penggunaan gawai di SPBU, Putut Andriatno, Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga (Sub Holding Commercial & Trading Pertamina) menjelaskan jika larangan yang dimaksud hanya melakukan panggilan telepon saja.

Dapat kami sampaikan, larangan penggunaan portable electronic product adalah untuk panggilan masuk atau keluar,” ujar Putut
Disisi lain, secara teknis, penggunaan aplikasi MyPertamina untuk membeli Pertalite dan Solar di pom bensin itu termasuk aman menurut Peneliti dari Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi LIPI, Yuyu Wahyu.

Yuyu menjelaskan, ketika membeli bahan bakar minyak (BBM) termasuk Pertalite dan Solar lewat aplikasi MyPertamina, ponsel pengguna otomatis terhubung ke koneksi internet. Nah gelombang elektronomagnetik dari koneksi internet ini sangat kecil jadi, secara teori, nggak bakal menimbulkan api.

“Setiap hari, kita dihujani gelombang elektromagnetik dari BTS (4G/5G), satelit, TV terestrial, dengan frekuensi yang berbeda-beda,” kata Yuyu.

“Tetapi selama ini aman karena memang sinyalnya memiliki daya kecil, yakni -100 dBm (decibel-milliwatts). Itu nggak apa-apa. Kalau tidak aman, sudah kebakaran,” lanjut Yuyu.

Hal yang sama juga berlaku saat memindai (scan) barcode untuk melakukan pembayaran. Yuyu mengatakan, aktivitas ini juga nggak menimbulkan api yang dapat memicu kebakaran.

“Secara teknis aman, itu hanya optical atau pakai kamera saja. Jadi tidak ada transmisi power antara BTS/ponsel,” kata Yuyu. (Red3/Umum)

Advertisements

Editor : Irene Indah

TAG :, , , ,
Statistik Situs
  • Total halaman dikunjungi: 123,442