Peninggalan Kolonial Belanda yang Hilang di Kota Tegal
TEGAL – Zaman penjajahan Belanda, Kota Tegal memiliki banyak bangunan. Dari kawasan alun-alun ada gedung eks bioskop Dewa, bioskop Dewi, dan SDN Mangkukusuman 3. Dari tiga bangunan peninggalan kolonial Belanda itu hanya tinggal SDN Mangkukusuman 3. Sedang dua gedung yang ada di sana semua sudah beralih fungsi dan arsitekturnya pun berubah pula.
Sementara bangunan tua yang ada di kawasan Pancasila, yakni tiga bangunan Menara Waterleideng, Birao, dan Stasiun Kereta Api. Ditambah lagi bangunan tua yang masih terjaga yaitu bangunan gedung SMP Negeri 1.
Keempat bangunan tersebut masih dapat kita nikmati sebagai saksi sejarah bahwa wilayah Tegal pernah diduduki oleh kolonial Belanda dengan kebengisannya para penjajah terhadap para pejuang dan rakyat Tegal.
Yang membuat trenyuh adalah bangunan-bangunan yang bercokol di Jalan KH. Dahlah di wilayah Kelurahan Mangkukusuman, Kecamatan Tegal Timur. Di wilayah itu dulu ada 6 bangunan SD Negeri cukup kokoh dengan arsitektur terencana cukup baik dan sirkulasi udara menyegarkan.
Setiap arsitektur bangunan sekolah yang berada di sana, rata-rata memiliki spilut alias aula sebagai tempat kegiatan seni dan kegiatan-kegiatan yang lain. Kecuali, spilut juga lapangan sepak bola, voli, dan posisi bangunan sekolah dikitari oleh padang rumput dengan jajaran pepohonan cemara atau pepohonan peneduh lainya. Cukup nyaman lingkungan sekolah yang ditata sedemikian rupa.
Sekolah apa saja yang ada di wilayah itu? Dari mulai paling utara, yakni yang sekarang di belakang Kantor Perpustakaan, di situ terdapat SD Negeri 2 dan 26, sekarang bangunan yang berasitektur sangat apik menjelma bangunan SD Negeri Makukusuman 2, 4 dan 7.
Hal yang sama juga terjadi di SD Negeri 1 yang sekarang menjadi bangunan SD Negeri Makukusuman 5, 8 dan 9. Sementara yang dulu berdiri SD Negeri 18 dan SD Negeri 23 berdiri SD Negeri Mangkukusuman dan di belakangnya berdiri Kantor Kelurahan Mangkukusuman.(Red3/Umum).
Editor : Irene Indah