Kemenparekraf Gembleng Penggiat Sintren hingga Srakalan Brebes di Ajang BISA Fest Guna Lestarikan Budaya Lokal
BREBES – Puluhan penggiat seni sintren, hadrah, srakalan hingga nasidah ria Kabupaten Brebes digembleng untuk terus melestarikan budaya lokal. Mereka diberi bekal dan tips agar lebih menggaungkan pesona seni budaya lokal.
Hal itu tampak dalam kegiatan Bersih, Indah, Sehat Aman Festival (DISA Fest) pesona seni budaya lokal Brebes, Rabu (15/11) Kegiatan tersebut, difasilitasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Brebes Rofiq Qoidul Adzam sangat mengapresiasi dan mendukung penuh upaya Kemenparekraf. Sebab, BISA Fest Pesona Seni Budaya Lokal Brebes menjadi wadah untuk memantik para penggiat seni budaya lokal. Fokusnya, tetap eksis dalam mempertahankan kearifan budaya lokal agar semakin berkembang.
“Program Kemenparekraf melalui BISA Fest, salah satu itemnya memang mendongkrak eksistensi kearifan budaya lokal. Terlebih, Kabupaten Brebes memiliki banyak ciri khas dan harus dilestarikan agar tidak terkikis punah,” ungkapnya kepada awak media.
Hal senada, disampaikan Anggota DPRD Kabupaten Brebes dari Fraksi PKB Haryanto. Menurutnya, masih bertahannya para penggiat seni budaya Islam lokal sangat tepat menjadi target BISA Fest.
Program kolaboratif Kemenparekraf dengan Komisi X DPR RI tersebut sangat bermanfaat bagi penggiat seni lokal. Mengingat, perkembangan zaman era digital banyak budaya lokal terkikis punah.
“Dengan tips dan trik bagi penggiat Sintren, Hadroh, srakalan, gambus, nasida ria. Menjadi bukti, eksistensi Senin budaya Islam lokal di Brebes,” jelasnya.
Haryanto menuturkan, pihaknya juga mendukung penuh pelaku budaya seperti tari topeng Lesbumi PCNU, srakalan Ansor ranting Glonggong, nasidah ria dari Fatayat Bulakamba, Hadroh dari NU ranting Siwuluh untuk terus menjaga eksistensi pelestarian budaya Islam lokal.
Tiga tips penting yang harus diperkuat yakni dengan mengenalkan seni tersebut di lingkungan keluarga.
“Kemudian, memperluas eksistensi dengan penampilan tingkat desa hingga kabupaten. Fokusnya, membudayakan secara eksis agar terus berkembang dan sebar luaskan lewat media sosial sebagai sarana melestarikan budaya lokal,” tandasnya. (Red3/Umum)
Editor : Irene Indah