Jelang Hari Jadi Pemalang ke 448, Keris Kyai Simongklang dan Sitapak Muncul

KERIS : Plt Bupati Pemalang, Mansur Hidayat dan Pj Sekda Pemalang, Mohammad Sidik, berfoto dengan dua pusaka keris yang disebut-sebut Kyai Simongklang dan Kyai Sitapak. Prosesi penyerahan dua keris berukuran jumbo itu berlangsung sakral di Balai Rakyat Kantor DPRD Pemalang.(BeeNews.id/Doc).

PEMALANG – Dua pusaka yang disebut Keris Kyai Simongklang dan Kyai Sitapak tiba-tiba muncul menjelang Hari Jadi Kabupaten Pemalang ke-448. Dua keris itu saat ini ditempatkan di Rumah Dinas Bupati Pemalang.

Selama ini masyarakat Pemalang dibuat penasaran akan keberadaan keris Kyai Simongklang dan Kyai Sitapak. Tak diketahui pasti, siapa pemegang keris bersejarah yang menjadi bagian lambang Kabupaten Pemalang itu.

Namun baru-baru ini politisi Partai Golkar, Rabadi, menyerahkan dua bilah keris yang dirinya klaim sebagai keris Kyai Simongklang dan Kyai Sitapak kepada Plt Bupati Pemalang, Mansur Hidayat, pada Kamis malam 19 Januari 2023.

Prosesi penyerahan dua keris berukuran jumbo itu berlangsung sakral di Balai Rakyat Kantor DPRD Pemalang. Mansur menerima dua pusaka tersebut didampingi Pj Sekda Pemalang, Mohammad Sidik. Keris pun diboyong ke Rumah Dinas Bupati.

“Keris Simongklang dan Sitapak ini sepasang, Simongklang itu melambangkan laki-laki dan Sitapak perempuan. Kalau Simongklang ciri-cirinya di ujung (Gonjo) ada centil-centilnya, kalau Sitapak ada lekukan.” kata Rabadi menjelaskan.

Selain itu, menurut Rabadi, ciri fisik lain dari kedua pusaka keris tersebut adalah memiliki luk 13 dengan pamor banyumili, dan panjang bilah 103 sentimeter. “Pamor banyumili itu kalau orang Jawa dikandung maksud lumintir (berkah),” terangnya.

Warga Kelurahan Mulyoharjo itu kemudian bercerita singkat mengenai sejarah alasan dibuatnya keris Kyai Simongklang dan Sitapak. Dituturkan Rabadi, dua pusaka ini dahulunya dibuat saat Kabupaten Pemalang tengah dalam keadaan kacau.

“Waktu itu banyak rampok, banyak kejahatan. Akhirnya sesepuh Pemalang membuat dua pusaka ini, sebagai tameng, menjaga ketentraman. Jadi keris ini sudah ada sejak lama, sekitar tahun 1300-an.” ungkapnya.

“Jadi yang perlu kita pahami, jangan melihat dari fisik benda itu, tapi latar belakang kenapa benda itu dibuat”.

Memang, sambung Rabadi, banyak orang yang mengklaim memegang dua keris ini. Namun, rata-rata mereka tak bisa menjelaskan secara detil asal-usul, ciri fisik, hingga nama empu yang membuat dua pusaka Kabupaten Pemalang ini.

Advertisements

“Insyaallah kami bisa menjelaskan. Keris ini dititipkan sesepuh kepada kami sejak 2004. Dari dulu (Bupati ke Bupati) mau kami titipkan, tapi memang belum titi wancinya.” katanya.

Dibalik prosesi sakral boyong pusaka dari Balai Rakyat Kantor DPRD Pemalang ke Rumah Dinas sekaligus Kantor Bupati Pemalang itu pun rupanya terselip harapan terhadap jalinan komunikasi antar lembaga di Pemerintah Daerah Pemalang.

“Jadi ini menyatukan energi antara eksekutif dan legislatif, karena sampai sekarang menurut saya kedua lembaga ini agar ada kesamaan persepsi untuk memajukan Pemalang.” jelas Rabadi.

Sementara itu Mansur Hidayat berharap, diamanatkannya keris ini mampu memberikan motivasi dirinya dalam memimpin 1,5 juta rakyat Kabupaten Pemalang. Dirinya sepakat, boyong keris ini menjadi penguat harmonisasi lembaga daerah.

“Adanya (penyerahan keris) ini harapan saya lebih mempererat lagi hubungan eksekutif dan legislatif, karena pemerintah daerah itu ya dua lembaga ini. Nah boyong pusaka ini menjadi simbol bersatunya rakyat dan pemerintah.” ujarnya.(Red3/Seni&Budaya).

Editor : Irene Indah

TAG :,
Statistik Situs
  • Total halaman dikunjungi: 121,963