Harga Gabah Anjlok Saat Panen Raya, Petani di Tegal Rugi Besar dan Curhat ke Pemerintah
TEGAL – Harga gabah di Kabupaten Tegal mengalami penurunan drastis, memukul keras para petani padi di Desa Pagerbarang, Kecamatan Pagerbarang, yang saat ini tengah menghadapi panen raya. Kondisi ini membuat banyak petani yang berharap mendapat untung malah terpaksa menelan kerugian yang cukup besar.
Wasirun, seorang petani sekaligus tokoh masyarakat di Pagerbarang, mengungkapkan bahwa harga gabah kering panen sekarang hanya berkisar antara Rp580 ribu hingga Rp600 ribu. Dengan hasil panen sekitar 7-8 kuintal per seperempat bau, biaya yang dikeluarkan untuk tanam padi jauh lebih besar dibandingkan harga jual gabah saat ini.
Wasirun menduga, turunnya harga gabah disebabkan oleh impor beras yang dilakukan oleh spekulan. Ia berharap pemerintah segera mengambil tindakan untuk menstabilkan harga agar petani tidak terus merugi.
“Kami ingin harga gabah stabil agar petani sejahtera, dan perekonomian di desa pun bisa lebih baik,” ujarnya.
Sementara itu, sejumlah petani merasa kecewa karena, alih-alih menikmati hasil panen yang diusahakan selama tiga bulan terakhir, mereka justru menghadapi kerugian. Dampaknya, biaya tinggi dari pengelolaan air dan perawatan padi tidak sebanding dengan hasil yang didapat.
Keluhan petani mengenai harga gabah yang anjlok juga didengar oleh Samsuri BH, anggota DPRD Kabupaten Tegal asal Pagerbarang. Samsuri mengatakan, banyak petani yang mengungkapkan rasa kecewa mereka karena harga yang begitu rendah.
“Di panen raya ini, biaya tanam sangat tinggi, sementara harga gabah justru turun drastis,” ungkapnya.
Menurut Samsuri, mayoritas petani di wilayahnya menggunakan air dari sumur bor untuk pengairan sawah, yang tentunya menambah biaya operasional. Untuk satu petak sawah seluas 1.750 meter persegi, biaya yang dibutuhkan sekitar Rp3,5 juta. Namun, dengan harga jual gabah yang hanya berkisar Rp3 juta hingga Rp4 juta, petani terpaksa harus menanggung kerugian.
Samsuri berharap pemerintah dapat segera turun tangan mengatasi masalah ini. Ia meminta adanya kebijakan yang bisa menjaga stabilitas harga gabah, terutama di tingkat petani.
“Jika harga gabah terus turun, petani di Pagerbarang dan daerah lainnya akan terus menderita kerugian,” ujar Samsuri.
Masalah harga gabah yang anjlok ini kini menjadi perhatian utama para petani di Kabupaten Tegal. Mereka berharap pemerintah daerah dapat memberikan solusi, agar pada musim panen berikutnya, harga gabah kembali stabil dan menguntungkan bagi petani.
(Red1/Umum)
Editor : Indah Setiawati