Halte Transjakarta Senen Resmi Berganti Nama Jadi Halte Jaga Jakarta

BARU: Suasana Halte Jaga Jakarta yang baru diresmikan Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, usai direnovasi pasca kebakaran.(BeeNews.id/Wildan Rizkiyadi)

JAKARTA – Jakarta kembali punya cerita baru. Halte Transjakarta Senen Sentral yang sebelumnya rusak parah akibat kericuhan kini hadir dengan wajah segar dan nama baru: Halte Jaga Jakarta. Peresmian dilakukan langsung oleh Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, beberapa waktu lalu.

Pramono menegaskan, nama “Jaga Jakarta” dipilih bukan tanpa alasan. Nama ini mengandung pesan agar masyarakat bersama-sama menjaga fasilitas umum di Ibu Kota.

“Tidak mungkin pemerintah sendirian menjaga Jakarta tanpa keterlibatan masyarakat. Jadi, mari kita jaga Jakarta bersama,” ujarnya.

Memorial Sisa Kebakaran di Halte Jaga Jakarta

Ada yang berbeda dari halte baru ini. Di salah satu sudut halte, dipajang instalasi khusus berisi puing-puing sisa kebakaran. Barang-barang yang disimpan dalam kotak kaca biru ini antara lain mesin tap, kerangka blower, televisi rusak, papan arah, hingga bongkahan guiding block yang hangus terbakar.

Selain itu, terdapat juga dokumentasi foto yang memperlihatkan kondisi halte pasca dirusak, proses pembersihan, hingga gotong royong warga dan petugas. Pramono menyebut, memorial ini menjadi pengingat agar peristiwa kelam serupa tidak kembali terulang.

Fasilitas Baru Lebih Modern

Kini, Halte Jaga Jakarta tampil jauh lebih modern dengan dominasi warna biru. Tersedia enam gate akses keluar-masuk, musala, serta tiga toilet terpisah untuk pria, wanita, dan penyandang disabilitas. Logo Transjakarta terpampang besar berdampingan dengan tulisan “Jaga Jakarta” di fasad luar halte.

Perbaikan halte dikerjakan langsung oleh pihak Transjakarta, sementara fasilitas pendukung seperti jembatan penyeberangan orang (JPO) dan lift ditangani oleh Kementerian PUPR.

Disambut Positif Masyarakat

Langkah cepat Pemprov DKI Jakarta mendapat apresiasi dari berbagai pihak, termasuk pengamat transportasi Djoko Setijowarno. Ia menyebut, pemulihan 22 halte Transjakarta dalam waktu hanya sepekan merupakan bukti keseriusan pemerintah dalam melayani mobilitas warga.

Beberapa penumpang juga terlihat berhenti sejenak menatap instalasi memorial. Seperti Dewi (25), warga yang hendak menuju Kampung Melayu. “Melihat puing-puing itu bikin teringat suasana mencekam saat demo. Semoga kejadian itu tidak terulang lagi,” ucapnya haru.

Kini, Halte Jaga Jakarta bukan hanya sekadar tempat naik turun bus, tetapi juga simbol pengingat bahwa Jakarta hanya bisa aman jika dijaga bersama-sama.
(Red1/Umum)

Editor : Indah Setiawati

TAG :, ,
Statistik Situs
  • Total halaman dikunjungi: 129,590