Calon Pengantin dan Bumil di Brebes, Wajib Tahu Stunting dan Pencegahannya

MENGEDUKASI : Kepala DP3KB Brebes Akhmad Ma’mun sedang mengedukasi betapa pentingnya pencegahan stunting terus digencarkan ke semua sasaran. Edukasi ini guna meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mencegah bertambahnya kasus stunting di Kabupaten Brebes.(BeeNews.id/Zuhud).

BREBES – Semua calon pengantin dan ibu hamil atau bumil di Kabupaten Brebes wajib tahu stunting dan pencegahannya. Karena itu mereka menjadi sasaran penggemblengan tentang pencegahan stunting.

Fokusnya, meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mencegah bertambahnya kasus stunting di Kabupaten Brebes. Sebab, edukasi dan sosialisasi pentingnya 1000 Hari Pertama Kelahiran (HPK) sangat menentukan tumbuh kembang anak.

Kepala DP3KB Brebes Akhmad Ma’mun menjelaskan, optimalisasi edukasi pentingnya pencegahan stunting terus digencarkan ke semua sasaran. Khususnya, calon pengantin dan ibu hamil serta ibu menyusui. Sebab, pola asuh dan konsumsi sangat menentukan keberhasilan tumbuh kembang anak dalam 1000 hari pertama kelahiran.

“Program pencegahan stunting, juga menjadi kolaborasi dengan BKKBN Perwakilan Jawa Tengah. Teknisnya, menjabarkan komposisi penting konsumsi bernutrisi bagi anak,” terangnya.

Penghitungan 1000 HPK, lanjut Ma’mun, sudah dihitung sejak janin dalam kandungan. Kemudian, proses tumbuh kembang hingga usia 2 tahun pertama. Periode emas ini, sangat menentukan karena seluruh organ penting dan sistem tubuh mulai terbentuk. Yakni, kesehatan saluran pencernaan, perkembangan organ metabolik, perkembangan kognitif, pertumbuhan fisik, dan kematangan sistem imun.

“Target prioritas edukasi 1000 HPK, meliputi remaja (pranikah), calon pengantin, keluarga dengan ibu hamil, ibu menyusui. Serta, anak usia bawa dua tahun dan bawah lima tahun,” ujarnya.

Sementara itu, Kabid KB dan KKK Sopuroh menambahkan, kunci utama menciptakan keluarga yang sehat adalah mempersiapkan diri sebelum menikah dan memenuhi gizi yang cukup. Artinya, dalam porsi makan setengah piring diisi sayur dan buah. Setengahnya lagi, diisi sumber protein nabati maupun hewani. Catatannya, porsi protein harus lebih banyak daripada karbohidrat.

“Pendekatan komunikasi efektif, menjadi solusi paling tepat. Sebab, memutus mata rantai stunting dan mencegah kasus stunting yang baru harus dilakukan secara kompleks,” pungkasnya.(Red3/Kesehatan)

Editor : Irene Indah

TAG :, , ,
Statistik Situs
  • Total halaman dikunjungi: 122,857