Bisa Jual BBM Lebih Murah dari Pertalite. Ini Tanggapan Pertamina soal SPBU Vivo
JAKARTA – Terkait adanya SPBU swasta yang bisa menjual BBM lebih murah dari Pertalite meskipun tanpa subsidi dari pemerintah, PT Pertamina merespons hal tersebut. Sekretaris Perusahaan Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting, mengatakan bahwa BBM yang dijual SPBU Vivo dengan harga Rp 8.900 per liter tersebut berbeda dengan Pertalite.
SPBU yang namanya mirip dengan merek ponsel China ini menyalurkan BBM non-subsidi dan hanya menjual BBM jenis umum. Dan ada tiga jenis BBM yang dijual SPBU Vivo saat ini antara lain Revvo 89, Revvo 92, dan Revvo 95. Revvo 89 adalah BBM jenis bensin dengan harga paling murah yakni Rp 8.900 per liter. Sesuai namanya, Revvo 89 memiliki research octane number (RON) 89 atau sedikit di bawah Pertalite yang memiliki RON 90.
“BBM yang dijual oleh Vivo merupakan jenis bahan bakar umum, sehingga masing masing badan usaha yang menentukan harga ecerannya sesuai dengan formula batas atas yang ditentukan Kementerian ESDM,” jelas Irto dikutip pada Senin (5/9). Selain itu, hal tersebut tidak akan mempengaruhi penjualan Pertalite milik Pertamina di tengah kenaikan harga.
Lanjutnya, SPBU Vivo, sama seperti perusahaan-perusahaan lain yang menjual BBM di Indonesia, masih harus mengikuti regulasi formula batas atas dari Kementerian ESDM. Menurut dia, BBM jenis Pertalite mengandung bahan bakar khusus, sehingga harga jualnya menjadi kewenangan pemerintah. Terlebih, Pertalite juga disubsidi APBN. “BBM Pertamina Pertalite merupakan jenis bahan bakar minyak khusus penugasan yang harganya sudah ditentukan oleh pemerintah dan harganya sama di seluruh Indonesia,” ucap dia.
Seperti diketahui, saat ini satu-satunya jenis BBM bensin yang harganya masih di bawah Pertalite yakni Vivo Revvo 89 yang masih dijual dengan harga Rp 8.900 per liter.
Nah, Oktan merupaka angka yang menunjukkan tingkat ketukan (knocking) yang dihasilkan di ruang bakar saat terjadi pembakaran. Angka oktan pada RON didapat setelah melalui hasil penelitian laboratorium. Semakin tinggi RON, maka semakin baik kualitasnya dalam pembakaran di ruang mesin, terutama untuk mobil-mobil keluaran terbaru.
BBM RON 95 merupakan bensin yang umum dijual di negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura. Pemerintah Indonesia melalui Kementerian ESDM menetapkan spesifikasi produk yang boleh beredar di dalam negeri melalui Keputusan Direktur Jenderal Minyak dan Gas.
Dikutip dari laman Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi, spesifikasi BBM yang telah ditetapkan di Indonesia termasuk RON 48, RON 88, RON 90, Avtur, kerosin, dan minyak bakar. Adapun, sebelum bisa beredar, standar dan mutu hasil olahan ditetapkan Dirjen Migas setelah mendapat pertimbangan instansi lain yang berwenang melakukan pengujian. Dalam Keputusan Dirjen Migas No.933.K/10/DJM.S/2013, kadar minimal RON di level 88 dengan tanpa kadar maksimum. Selain itu, diatur pula standar kandungan sulfur, timbal, logam, oksigen olefin hingga benzena.(Red3/Bisnis)
Editor : Ahmad Wachidin