Gurihnya Serabi Kalibeluk Khas Batang Yang Mulai Langka
BATANG – Serabi di dunia kuliner tradisional Indonesia bukanlah hal yang asing terdengar. Pasalnya hampir setiap daerah ada serabi dengan khasnya sendiri.
Salah satunya serabi khas Batang yang disebut serabi Kalibeluk. Serabi yang memiliki ciri khas yakni bentukannya yang besar berdiameter kurang lebih 10 sentimeter.
Serabi yang penampilannya mirip bika ambo nasal Medan yang memiliki tekstur berongga dengan bentuknya yang bundar setengah lingkaran. Serabi ini biasanya disajikan satu tangkup atau satu pasang yang berisi dua loyang serabi.
Serabi ini hanya memiliki 2 rasa yakni serabi original dengan santan gurih dan serabi manis ditambah gula merah atau gula aren. Harganya pun relative terjangkau satu tangkup serabi dibanderol Rp 13.000 saja.
Proses pembuatannya masih menggunakan cara tradisional, pertama beras yang ditumbuk hingga menjadi tepung halus dicampur parutan kelapa dan air untuk membuat adonan yang kental. Peralatan memasaknya pun masih menggunakan alat manuasl berupa tungku kayu.
Serabi dicetak menggunakan cobek dari tanah liat kemudian dimasak hingga matang.
Biasanya serabi ini dijajakan di rumah-rumah penduduk Kalibeluk, Warungasem mulai pukul 06.30 WIB. Jika kesiangan, serabi Kalibeluk bisa ditemukan di sekitar pasar Warungasem.
Namun semakin tahun, serabi ini menjadi salah satu panganan yang cukup langka.
Dikutip dari visitjawatengah.jatengprov.go.id, Pemkab Batang sering memperkenalkan serabi dibeberapa event besar. Untuk memikat kaum muda, serabi ini biasanya disajikan dengan aneka toping seperti meses, keju dan aneka topping lainnya.
(Red2/Kuliner)
Editor : Irene Indah