Generasi Z dan Milenial Terancam Bangkrut Karena Kebiasaan Belanja Berlebihan Ini

BAHAYA: Doom Spending disebabkan kebiasaan berbelanja berlebihan yang berbahaya karena dapat merusak kesehatan finansial dan mengancam masa depan mereka jika tidak dikendalikan.(BeeNews.id/Wildan Rizkiyadi)

JAKARTA – Generasi Z dan Milenial kerap kali disebut sebagai generasi yang lebih bebas dan menikmati hidup dibandingkan generasi sebelumnya. Namun, kebiasaan ini justru bisa menjadi bumerang yang mengancam kondisi finansial mereka.

Banyak dari mereka terjebak dalam fenomena “doom spending,” yaitu kebiasaan menghamburkan uang untuk barang-barang mewah, pakaian, atau perjalanan tanpa mempertimbangkan masa depan.

Menurut penelitian, doom spending adalah kondisi di mana seseorang mengeluarkan uang secara impulsif untuk mengatasi stres dan kecemasan terhadap masa depan yang tidak pasti. Fenomena ini semakin marak terjadi di kalangan anak muda yang merasa tidak ada harapan dengan kondisi ekonomi dan politik yang tak menentu.

Hasil survei menunjukkan bahwa generasi saat ini mungkin akan menjadi generasi pertama yang lebih miskin dibandingkan orangtua mereka. Banyak dari mereka merasa tidak akan pernah mencapai kestabilan finansial yang sama dengan orangtua mereka. Ketidakpastian ini membuat mereka beralih ke belanja berlebihan sebagai pelarian.

Survei Intuit Credit Karma di Amerika Serikat menunjukkan, 96 persen dari 1.000 responden mengaku khawatir dengan kondisi ekonomi. Dari jumlah tersebut, lebih dari seperempatnya menggunakan uang untuk mengatasi stres yang mereka alami. Hal ini tidak hanya terjadi di Amerika, tapi juga di berbagai belahan dunia lainnya, termasuk Indonesia.

Dampak Fatal dari Doom Spending

Doom spending bukan hanya merusak kondisi keuangan saat ini, tetapi juga masa depan. Ketika seseorang menghabiskan uang tanpa berpikir panjang, mereka cenderung tidak memiliki tabungan atau investasi untuk masa depan. Akibatnya, mereka terancam terjerat dalam lingkaran utang dan kesulitan keuangan yang semakin memperburuk kondisi.

Lebih buruk lagi, doom spending menciptakan ilusi kendali di tengah dunia yang terasa semakin tidak terkendali. Padahal, kenyataannya, kebiasaan ini justru membuat mereka kehilangan kendali atas masa depan finansial mereka. Tanpa adanya tabungan atau investasi, mereka akan kesulitan menghadapi tantangan finansial di masa mendatang.

Cara Keluar dari Jerat Doom Spending

Untuk menghindari jebakan doom spending, penting bagi generasi muda untuk mulai memahami hubungan mereka dengan uang. Baeckstrom, seorang pakar keuangan, menyarankan agar kita memahami bahwa hubungan dengan uang mirip seperti hubungan dengan manusia. Jika seseorang merasa tidak aman secara finansial, mereka cenderung tergoda untuk menghamburkan uang.

Advertisements

Samantha Rosenberg, pendiri platform pembangun kekayaan Belong, menyarankan untuk mengurangi belanja online yang memperburuk perilaku doom spending. Mengunjungi toko secara langsung dapat membantu menahan keinginan untuk membeli barang-barang yang tidak diperlukan.

Selain itu, beralih kembali ke pembayaran tunai juga bisa menjadi solusi. Menggunakan uang tunai membuat seseorang lebih sadar akan pengeluaran mereka. Proses membayar tunai memunculkan rasa “sakit” saat harus menyerahkan uang secara langsung, sehingga membantu mengurangi pengeluaran yang tidak perlu.

Demi masa depan yang lebih baik, sudah saatnya generasi muda lebih bijak dalam mengelola keuangan mereka. Jangan biarkan kebiasaan doom spending merusak masa depan.
(Red1/Psikologi)

Editor : Indah Setiawati

TAG :, , , ,
Statistik Situs
  • Total halaman dikunjungi: 122,852