Kirab Kebangsaan Merah Putih di Kabupaten Tegal Berhasil Ciptakan Rekor Baru
SLAWI – Berlangsungnya Kirab Merah Putih Harmoni Nusantara Bangkit di Kabupaten Tegal yang membentangkan 1.001 meter bendera, tujuh bendera berukuran 101 meter kali 300 meter di lapangan Pemkab, dan 8.000 panji-panji merah putih berhasil mencetak rekor baru pada tingkat dunia.
Hal demikian disampaikan langsung oleh Ketua umum dan pendiri Lembaga Prestasi Indonesia Dunia (Leprid), Paulus Pangka, Sabtu (17/12).
Dijelaskan Paulus, kegiatan Kirab Merah Putih Harmoni Nusantara Bangkit dengan panji-panji merah putih terbanyak sejumlah 8.000 yang dikirabkan oleh remaja, berhasil pecahkan rekor baru bahkan pada tingkat dunia.
“Panji-panji merah putih sebanyak 8.000 di Kabupaten Tegal ini telah memecahkan rekor terbanyak. Bahkan rekor tersebut bisa dibilang baru, dan kami nyatakan rekor dunia juga. Karena belum pernah ada di dunia yang mengkirabkan bendera nasional mereka sebanyak yang dilakukan di Kabupaten Tegal,” ucap Paulus.
Juga disebutkan Paulus, Lembaga Prestasi Indonesia Dunia (Leprid) mencatatkan rekor yang diperoleh Kabupaten Tegal diurutan rekor ke 800, dengan kategori Kirab Merah Putih dengan panji-panji terbanyak yaitu 8.000 panji.
Sementara itu, ada dua daerah lain yang pernah tercatat memperoleh rekor kirab merah putih yaitu Semarang dan Kabupaten Brebes.
Dengan rincian, Kirab merah putih harmoni nusantara bangkit di Semarang denga jumlah peserta terbanyak 11.400 peserta dari berbagai elemen masyarakat, dengan membawa bendera sepanjang 1.001 meter, lambang garuda setinggi 4 meter, bendera majapahit sepanjang 700 meter, dan 7.000 panji-panji merah putih dari bambu runcing.
Sementara di Semarang, kegiatan kirab tersebut berlangsung pada 10 November 2022 lalu.
Kemudian di Kabupaten Brebes, Kirab merah putih Harmoni Nusantara Bangkit 1.001 meter dan 707 meter, dengan replika Garuda Pancasila terbesar 5 meter kali 5 meter, dan panji-panji merah putih.
Kegiatan kirab di Kabupaten Brebes berlangsung pada 26 November 2022 lalu.
“Sebetulnya bukan soal rekornya, tapi yang paling penting adalah semangat para muda-mudi atau pelajar untuk menjiwai nilai-nilai pancasila itu sendiri. Merah itu darah kita, dan tulang adalah bagian putihnya. Sehingga kita harus mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia dengan darah dan tulang kita atau sepenuh hati, jiwa raga,” pungkasnya.(Red3/Budaya).
Editor : Irene Indah