Haul dan Maulid, Antara Kematian dan Kelahiran

PENGAJIAN : Narjo berharap, keberadaan pengajian seperti dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah swt, serta menanamkan kecintaan yang mendalam kepada Nabi Muhammad SAW serta waliyullah. (BeeNews.id/Dinkominfotik Brebes)

BREBES – Haul dan maulid merupakan suatu tradisi umat Islam, yang sangat dinanti untuk diperingati. Namun keduanya memiliki perbedaan, haul peringatan atas wafatnya kyai, wali, sunan dan syekh. Sedangkan maulid lebih khusus yakni peringatan atas kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Demikian tausiah KH. Gus Hudallah Abdul Karim pada Haul Syekh Junaedi Al Baghdadi ke 278, yang dikemas bersamaan Safari Maulid Nabi, di Kompleks Makam Syekh Junaedi, Senin (10/10) malam.

“Meski berbeda, esensinya sama, mengingatkan, mendoakan serta meneladani sifat dan sikap yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari,” tuturnya.

Kata Gus Huda, kekasih Allah seperti syekh atau waliyullah adalah orang yang berjuang di jalan kebenaran dan menegakan agama, ketika dipanggil Allah jangan dianggap betul betul mati, memang secara lahiriah telah meninggal. Namun sebenarnya mereka masih hidup di sisi Allah.

“Faktanya makam waliyullah banyak yang mengunjungi, banyak yang berziarah dan biasanya banyak warung makan, toko dan pedagang lainnya, mereka mengais rezeki dari keramaian makam, secara tidak langsung menghidupi orang di sekelilingnya,” jelasnya.

Lanjut Gus Huda yang juga Pengasuh Ponpes Al Bukhori Desa Sengon Kecamatan Tanjung, haul ini bersamaan dengan rangkaian safari maulid putaran ke-15.

Dia berharap semakin banyak orang yang mengikuti acara ini, semakin banyak pula doa dan shalawat nabi dilantunkan untuk keberkahan dan keselamatan umat.

Wakil Bupati Brebes Narjo, S.H. M.H. mengatakan, momentum peringatan haul sekaligus Maulid Nabi, diharapkan bukan sekedar peringatan dan mengenang jasa beliau rasulullah ataupun kiprah Syekh Junaedi saja. Terlebih Syekh Junaedi merupakan salah satu ulama penyebar Islam tersohor di wilayah Kabupaten Brebes, khususnya di wilayah pesisir.

“Di momen ini kita dapat merefleksikan rasa cinta dengan meneladani sifat-sifat beliau, sehingga dapat menjadi umat yang lebih baik,” ucapnya.

Kepala Desa Randusanga Wetan H. Swi Agung Kabiantara mengucapkan terima kasih kepada seluruh jamaah atas kehadirannya pada acara haul dan maulid, dia juga merasa senang dan bangga dengan banyaknya jamaah, menandakan bahwa masih kuatnya ketakwaan dan keimanan masyarakat.

Advertisements

“Dengan bersama-sama membaca maulid berzanji seraya berdoa, saya berharap masyarakat senantiasa dijauhkan dari musibah, termasuk banjir rob yang sering terjadi di wilayah Randusanga Wetan dan sekitarnya,” ucapnya.

Turut hadir pada acara tersebut, anggota DPRD Brebes, camat berserta OPD Brebes serta warga Randusanga Wetan dan sekitarnya. (Red4 /Umum)

Editor: Nur Hayati

TAG :, , ,
Statistik Situs
  • Total halaman dikunjungi: 123,531