Segera Hindari Kebiasaan Sepele yang Bikin Gemuk
JAKARTA – Kebiasaan lama memang sulit dihentikan, namun beberapa di antaranya mungkin menjadi kebiasaan yang bikin gemuk. Tapi, jangan berputus asa. Kita bisa sedikit demi sedikit menggantikan kebiasaan yang bikin gemuk tersebut dengan kebiasaan yang lebih sehat dan positif.
Dilansir dari WebMD, Ahli gizi klinik Kathleen Zelman, MPH, RD, LD mengatakan, hal pertama adalah mengidentifikasi mana saja kebiasaan yang bikin kita gemuk dan sebaiknya ditinggalkan. Setelah itu, kita akan lebih mudah menguranginya. Menurutnya, lakukan sesuatu selama 21 hari dan itu bakal meningkatkan peluang menjadi kebiasaan jangka panjang. “Ketika membawa perubahan dalam gaya hidup, lakukan secara perlahan dan konsisten,” ucapnya.
Berikut sejumlah kebiasaan yang bikin gemuk dan mungkin kita lakukan sehari-hari.
1. Terlalu banyak konsumsi garam
Garam tidak membuat gemuk secara langsung. Namun, apakah selama ini kita sudah cukup disiplin memerhatikan label nutrisi di kemasan makanan yang kita asup? Melansir Eat This Not That, menurut ahli gizi teregistrasi dan pendiri Go Wellness di Orange County, California, Michelle Loy, MPH, MS, CSSD, banyak orang mengonsumsi garam 50 persen lebih banyak dari anjuran konsumsi garam per hari. Adapun menurut Kementerian Kesehatan RI, anjuran konsumsi garam per hari adalah 1 sendok teh atau 5 gram. Kita mungkin saja secara tidak sadar mengonsumsi garam berlebih lewat makanan olahan, camilan, hingga makanan cepat saji. Garam tak secara langsung berdampak pada kegemukan, tapi bisa membuat kita terlihat lebih gemuk karena menyebabkan kembung.
2. Kurang minum
Asupan air dalam jumlah cukup penting untuk fungsi tubuh secara keseluruhan. Tak hanya itu, memperbanyak asupan air juga bisa membantu kita terhindar dari kebiasaan yang bikin gemuk, seperti makan berlebih. Sebuah studi dari University of Utah meminta para partisipannya minum dua gelas air sebelum makan besar. Mereka menemukan para partisipan berhasil menurunkan berat badan 30 persen lebih banyak daripada partisipan yang tidak minum dua gelas air sebelum makan.
3. Terlalu banyak atau kurang tidur
Menurut para peneliti dari Wake Forest, para pelaku diet yang tidur lima jam sehari atau kurang cenderung memiliki lemak perut 2,5 kali lebih banyak. Tapi, partisipan yang tidur lebih banyak dari delapan jam juga tak lebih baik. Kenaikan berat badan mereka hanya sedikit lebih rendah daripada partisipan yang tidur lima jam sehari. Jadi, pastikan tidur setidaknya enam hingga tujuh jam per hari secara rutin untuk mengelola berat badan yang sehat.
4. Melewatkan sarapan
Dalam survei nasional 2011 dari Calorie Control Council, 17 persen orang Amerika mengaku melewatkan makan untuk menurunkan berat badan. Padahal, melewatkan makan terutama saat sarapan malah meningkatkan risiko obesitas. Sebuah studi dari American Journal of Epidemiology menemukan bahwa orang yang tidak makan pagi 4,5 kali lebih mungkin mengalami obesitas. Alasannya, melewatkan makan akan memperlambat metabolisme tubuh kita dan meningkatkan rasa lapar. Pada akhirnya, tubuh kita akan berada dalam mode penyimpanan lemak utama dan meningkatkan peluang makan berlebihan pada waktu makan berikutnya.
5. Sering minum soda bikin gemuk
Sebuah studi di 2005 menemukan bahwa minum satu hingga dua porsi soda per hari dapat meningkatkan peluang kegemukan atau obesitas hingga 33 persen. Soda diet juga sama buruknya. Para peneliti dari San Antonio melacak sekelompok subjek lanjut usia selama hampir satu dekade. Dalam studi tersebut, mereka membandingkan individu yang minum dua atau lebih soda diet per hari dan individu yang bukan peminum soda.
Hasilnya, individu yang minun dua soda atau lebih per hari ternyata mengalami peningkatan angka longkar pinggang lima kali lebih cepat. Para peneliti berteori bahwa pemanis buatan memicu sinyal napsu makan, menyebabkan kita secara tidak sadar makan lebih banyak pada waktu makan berikutnya.
6. Membiarkan stres
Stres dapat menyebabkan peningkatan kadar kortisol secara kronis, sehingga menyebabkan masalah tidur dan kekebalan tubuh, kelainan gula darah, hingga penambahan berat badan. Bagi individu yang mengalami stres, ahli diet teregistrasi, Lori Zanini, RD, CDE, menyarankan untuk melakukan beberapa taktik relaksasi, misalnya yoga. Namun, teknik yang berhasil dan tidak bergantung pada setiap individu. Jadi, penting untuk mencobanya sendiri dan menemukan metode terbaik.
7. Melakukan diet ketat
Pilih pola diet dengan berhati-hati. Menurut Zanini, sering kali seseorang menerapkan diet yang ternyata terlalu ekstrem atau ketat. Kondisi itu membuat pola diet mereka menjadi tidak seimbang untuk kesehatan jangka panjang. Selain itu, pelaku diet ketat juga rentan kekurangan nutrisi dan pada akhirnya berpotensi makan berlebih.(Red3/Kesehatan)
Editor : Irene Indah