12 Ribu Hektare Sawah Terancam Kekeringan Akibat Penyusutan Air Waduk Malahayu Brebes

MENYUSUT : Air waduk Malahayu di Kabupaten Brebes terancam menyusut. Hal tersebut merupakan imbas dari fenomena El Nino. Akibatnya ribuan hektare sawah tarancam tidak teraliri air.(Beenews.id/Zuhud)

BREBES – Dalam kurun waktu 15 hari ke depan, kondisi debit air di Waduk Malahayu Brebes bakal habis. Kondisi itu pun mengakibatkan sekira 12 ribu hektare sawah di 4 kecamatan bakal kekeringan.

Penyusutan debit air di waduk tersebut terjadi sejak awal Agustus 2023. Berdasarkan data, per Jumat (1/9), debit air saat ini hanya tinggal 6 juta meter kubik dari kapasitas sekira 32 juta meter kubik.

Debit air Waduk Malahayu yang berada di Kecamatan Banjarharjo, Kabupaten Brebes, menyusut drastis. Diduga karena terdampak fenomena alam El Nino.

Dari kapasitas 32 juta meter kubik, saat ini tersisa 6 juta meter kubik. Akibatnya 12.000 hektare sawah di sekitar waduk terancam kekurangan air.

Koordinator Bendungan Waduk Malahayu dari BBWS Cimanuk-Cisanggarung, Dede Saefudin menyebut, dengan 6 juta meter kubik dan batas minimal 2 juta meter kubik, 4 juta meter kubik yang untuk mengairi areal persawahan akan habis dalam 15 hari ke depan.

“Kami ada jadwal 5 hari dibuka untuk pengairan dan 3 hari ditutup. Kemungkinan air habis dalam 15 hari. Karena harus disisakan 2 juta meter kubik,” kata Dede Sabtu (2/9).

Dede mengungkapkan, waduk atau Bendungan Malahayu mengairi sawah di 4 kecamatan yakni Kecamatan Banjarharjo, Kersana, Ketanggungan, dan sebagian Kecamatan Tanjung. Dede menyebut, penyusutan debit air terjadi sejak awal Agustus 2023 karena kemarau dan terdampak fenomena El Nino.

“Tahun sebelumnya masih ada hujan tidak sampai menyusut 6 juta meter kubik. Baru tahun ini atau terakhir kemarau pada 2015,” kata Dede.

Ditambahkan Dede, sejak awal Agusus 2023, sesuai SK Bupati Brebes tentang tata tanam tahunan, seharusnya masuk musim tanam ketiga atau tanam palawija.

“Kalau sesuai SK Bupati sekarang ini tanam palawija. Sesuai tata tanam tahunan yaitu padi-padi-palawija atau sekarang musim tanam palawija,” jelasnya.

Advertisements

Untuk itu, Dede berharap agar petani memilih menanam palawija atau bukan padi yang memang bisa tumbuh subur di tengah krisis air.

“Tentu harapannya yang sudah terlanjur tanam padi tetap bisa dapat air sampai panen,” pungkas Dede. (Red3/Umum).

Editor : Irene Indah

TAG :, , ,
Statistik Situs
  • Total halaman dikunjungi: 123,457