Wali Kota Hadiri Halalbihalal Keluarga Besar SUPM
TEGAL – Wali Kota Tegal, Dedy Yon Supriyono hadiri Halalbihalal keluarga besar SUPM Tegal di Auditorium BPPP Tegal, Rabu (3/5). Dalam Halalbihalal tersebut hadir pula Pj. Sekretaris Daerah, Agus Dwi Sulistyantono, Kepala SUPM, Maskuri, guru, staf SUPM serta peserta didik SUPM dan Poltek KP Karawang, serta Muhadi Setiabudi yang sekaligus mengisi tausiyah.
Dedy Yon dalam sambutannya mengutarakan permohonan maaf pada momen halalbihalal tersebut.
“Bila mana ada komunikasi yang tidak berkenan hingga menorehkan di hati kami mohon maaf. Semoga di bulan baik ini menjadi media untuk memupuk rasa persaudaraan, mari pererat ukhuwah islamiyah dan ukhuwah watoniah untuk membangun Kota Tegal lebih baik,” ujar Dedy.
Wali Kota berharap SUPM dan Poltek KP mampu mengembangan dunia kemaritiman.
“Kota Tegal Kota Bahari, kami memiliki harapan besar khususnya di dunia kemaritiman, pelabuhan ikan menjadi daya tarik sendiri. Oleh karenanya kehadiran Poltek KP merupakan wadah yang tepat untuk mengembangkan pendidikan dunia perikanan,” ujar Dedy.
Di momen bulan Syawal ini, Wali Kota mengajak untuk mensucikan diri untuk kembali fitrah. Beliau juga mengapresiasi kegiatan HBH tersebut.
“Tentunya ini menjadi momentum untuk silaturahmi dan saling maaf memaafkan. Secara pribadi dan atas nama Pemerintah Kota Tegal mengucapkan minal aidzin wal faidzin mohon maaf lahir dan batin,” pungkas Dedy.
Kepala sekolah SUPM Tegal Maskuri, mengatakan, kegiatan ini tentunya mempererat tali persaudaraan antara SUPM Tegal dengan Pemkot Tegal.
“Wali Kota Tegal konsen sekali dengan dunia pendidikan. Mudah mudahan Wali Kota selalu sehat, barokah, jaya menjadikan amal ibadah kelak. Minimal hidup menjadikan manfaat bagi kemaslahatan umat,” ujar Maskuri.
Sementara itu, Muhadi Setiabudi dalam tausiyahnya menyampaikan makna dan pengertian Halalbihalal.
“Halalbihalal ini artinya bombongan, apik apikan, jangan sampai ada permusuhan di antara kita. Halalbihalal diprakasai oleh Bapak Presiden Soekarno dengan KH Abdul Wahab Hasbullah tahun 1946 yang saat itu suasa negara kacau,” ujar Muhadi.
(Red2/Umum)
Editor : Irene Indah