Stunting, Tantangan Peran Bunda PAUD

PENGUKUHAN : Bupati Tegal Umi Azizah saat menyampaikan sambutannya pada acara Pengukuhan Pokja Bunda PAUD Kabupaten Tegal dan Penguatan Peran Bunda PAUD Tingkat Kecamatan dan Desa di Kabupaten Tegal di Pendopo Amangkurat, Kamis (18/11/2021). (BeeNews.id/Humas Pemkab Tegal)

SLAWI – Persoalan stunting atau kondisi tubuh kerdil sebagai dampak kurang gizi pada anak dan balita menjadi perhatian khusus Bupati Tegal Umi Azizah. Bahkan pesan untuk mengatasi stunting ia sampaikan saat Pengukuhan Pokja Bunda PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) Kabupaten Tegal dan Penguatan Peran Bunda PAUD Tingkat Kecamatan dan Desa di Kabupaten Tegal di Pendopo Amangkurat, Kamis (18/11/2021) pagi.

Umi mengatakan kondisi perekonomian yang sempat menurun akibat pandemi Covid-19 berpotensi mempengaruhi kualitas hidup keluarga, termasuk dalam hal asupan makanan bergizi yang jika diabaikan dapat berakibat stunting pada anak.

Kasus stunting menurutnya merupakan masalah kesehatan masyarakat. Indikasi adanya perkembangan otak dan sel tubuh anak yang tidak berkembang optimal.

Kondisi tersebut tentunya akan berdampak pada kurangnya tingkat kecerdasan anak, kemampuan kognitif dan kesehatannya ke depan, karena mereka menjadi mudah sakit.

Sementara itu, jumlah balita yang mengalami kasus gizi akut di Kabupaten Tegal mencapai 21.233 balita di tahun 2018. Di tahun yang sama pula terdapat 6.744 balita mengalami gizi buruk dan berisiko stunting.

Untuk itu, orang nomor satu di Kabupaten Tegal ini meminta peran aktif Pokja Bunda PAUD kecamatan dan desa untuk ikut serta membantu menggerakkan komponen dan sumber daya di wilayahnya masing-masing mencegah stunting sembari mendorong penguatan pendidikan PAUD yang berkualitas.

Bunda PAUD sendiri adalah predikat yang diberikan kepada istri kepala pemerintahan atau kepala daerah, termasuk camat, kepala desa atau lurah. Bunda PAUD juga bisa disandang langsung oleh kepala daerah, kepala pemerintahan, camat, kades atau lurah perempuan.

Gerakan memasyarakatkan makan ikan atau Gemarikan bisa menjadi salah satu agenda penting Bunda PAUD dengan mengajak elemen keluarga, masyarakat, dan lembaga untuk bergerak bersama membiasakan anak-anak makan ikan secara teratur, minimal tiga kali dalam seminggu.

“Bunda PAUD bisa ikut mendampingi guru-guru PAUD, mendorong pola-pola pembelajaran pada anak dengan menjelaskan tujuan makan ikan untuk kebaikan tumbuh kembangnya lewat permainan. Termasuk mengajak orangtua meningkatkan ketertarikan anaknya untuk makan ikan dengan membuat olahan makanan yang menarik, misalnya diolah jadi nugget, rolade, bakso, atau bahkan es krim ikan,” kata Umi.

Selain stunting, isu yang mengemuka pada penyelenggaraan PAUD adalah pembelajaran tatap muka terbatas di masa pandemi, akses layanan PAUD itu sendiri, perlindungan anak hingga keterlibatan peran guru dan orangtua dalam menstimulasi perkembangan anak, mendidik dan menjaga kesehatan anak-anaknya.

Advertisements

Umi yang juga Bunda PAUD Kabupaten Tegal menitip pesan kepada Bunda PAUD kecamatan dan desa untuk mendorong hadirnya lingkungan satuan PAUD yang kaya keaksaraan dengan meningkatkan akses anak-anak lewat buku bacaan.

“Jangan segan mendampingi guru dan satuan PAUD untuk mendukung penyediaan materi bermain dan belajar anak, membacakan buku cerita ke anak,” tandasnya.

Di akhir sambutannya, Umi menambahkan informasi jika di Direktorat PAUD saat ini sudah tersedia platform ”Ruang Bersama” di laman PAUDPedia di mana Bunda PAUD bisa mengakses fitur yang dirancang khusus tersebut sebagai wadah bagi para penyedia layanan dan penggiat PAUD di seluruh Indonesia untuk membangun diskusi, berbagi pengalaman, serta mentransformasikan ilmu pengetahuan dan keterampilan untuk mewujudkan PAUD berkualitas.
(Red2/Kesehatan)

Editor : Irene Indah

Statistik Situs
  • Total halaman dikunjungi: 123,457