Rupiah melemah seiring rilis risalah The Fed

ILUSTRASI : Ilustrasi salah seorang pegawai menunjukkan mata uang Rupiah dan Dolar AS. (BeeNews.id/doc)

JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kembali dibuka melemah pada pembukaan perdagangan hari ini, kamis(6/1/2022). Rupiah melemah 0,17 persen terhadap dolar AS.

Berdasarkan data Bloomberg di pasar spot, per pukul 09.05 WIB, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berada di level 14.396 turun 25 poin atau 0,17 persen dari level penutupan sebelumnya yakni 14.371.

Dilansir dari Bisnis.com, indeks dolar AS justru melemah di level 96,13. Pada awal perdagangan indeks tersebut melemah 0,03 poin atau turun 0,03 persen.

Direktur MMC Asset Management Edwin Sebayang mengatakan rupiah hari ini akan bergerak pada rentang Rp14.290 sampai dengan Rp14.425.

Sementara Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp14.350 – Rp14.390.

“Investor juga mempertimbangkan kemungkinan kenaikan suku bunga lebih awal dari perkiraan terhadap lonjakan jumlah kasus Covid-19 secara global,” jelasnya dalam riset harian.

The Fed akan merilis risalah dari pertemuan Desember di kemudian hari. Dengan Presiden Fed Minneapolis Neel Kashkari mengatakan dia mendukung dua kenaikan suku bunga pada 2022 untuk mengekang inflasi yang tinggi.

Sementara itu patokan imbal hasil Treasury AS 10-tahun naik ke level tertinggi dalam lebih dari sebulan pada Selasa (4/1/2022) karena ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed.

Dari sisi penanganan Covid-19, varian Omicron terus memicu lonjakan kasus, dengan AS melaporkan rekor global hampir 1 juta kasus baru pada Senin (3/1/2022).

Selanjutnya, dari sisi internal pemerintah menargetkan ekonomi Indonesia pulih dari resesi imbas tekanan pandemi covid-19 tahun ini. Pemulihan diharapkan membawa pertumbuhan ekonomi kembali ke kisaran 4,5 persen sampai 5,5 persen.

Advertisements

“Mulanya, ada titik cerah dari harapan ini. Sebab, ekonomi Tanah Air cuma terkontraksi 0,74 persen pada kuartal pertama 2021. Memang, angkanya masih minus, namun sudah lebih kecil dari minus 3,49 persen pada kuartal ketiga 2020,” tambahnya.
(Red2/Umum)

Editor : Irene Indah

TAG :, ,
Statistik Situs
  • Total halaman dikunjungi: 122,857