Puluhan Anak di Pekalongan Dimasukkan Ponpes Gegara Gadget

SANTRI : Pelepasan 23 calon santri putra dan 10 calon santri putri dari sejumlah desa di Kecamatan Paninggaran Kabupaten Pekalongan ke Ponpes At-Tauhidiyah Tegal ditandai dengan pemotongan pita oleh anggota DPRD Kabupaten Pekalongan Moh Nasron. Pelepasan dipusatkan di Masjid Jami Paninggaran. Para calon santri ini dilepas dengan iringan salawat.(Beenews.id/Doc).

TEGAL – Efek dari gadget, banyak orang tua di Pekalongan masukan anak ke pondok pesantren (Ponpes) di Tegal. Ya, tidak bisa dimungkiri, perkembangan teknologi era digital yang pesat banyak membawa dampak positif dan negatif bagi generasi muda.

Hal tersebut menjadi persoalan tersendiri bagi sejumlah orang tua di Pekalongan. Mereka takut dalam pertumbuhan anak-anaknya terpengaruh oleh dampak negatif dengan pesatnya kemajuan gadged dan media sosial sekarang ini.

Oleh sebab itu, belakangan ini banyak orang tua di Pekalongan lebih memilih masukan anak ke ponpes. Dan salah satu ponpes yang menjadi tujuan adalah At-Tauhidiyah di Giren, Kecamatan Talang, Kabupaten Tegal.

Senin 12 Juni 2023, sebanyak23 calon santri putra dan 10 calon santri putri dari sejumlah desa di Kecamatan Paninggaran Kabupaten Pekalongan, dilepas ke Ponpes At-Tauhidiyah Tegal. Para orang tua mereka (calon santi dan santriwati) itu berharap, dengan masuk ponpes, anak-anaknya bisa menjadi generasi yang taat beragama, soleh dan solehah.

“Persoalannya cukup kompleks. Banyak orang tua yang mengeluhkan, bukan sistem pendidikannya yang kurang bagus, tapi lebih kepada tidak bisa mengawasi anaknya secara ketat terkait gadget jika di sekolah umum,” ujar Katib Syuriah MWC NU Kecamatan Paninggaran, Kiai Muhammad Nasir, usai melepas puluhan calon santri di Kecamatan Paninggaran ke Pondok Pesantren At-Tauhidiyah.

“Gadget saat ini sangat membahayakan. Orang tua tampaknya punya solusi untuk mengantisipasi persoalan ini. Sehingga orang tua lebih srek, lebih bombong (nyaman) ketika menitipkan anaknya di pondok pesantren,” tambahnya.

Menurut Nasir, selain alasan melindungi anak dari dampak buruk gadget, para orang tua ingin anaknya menjadi orang yang sholeh dan sholehah, tahu agama, dan berpendidikan agama yang kuat.

“Kebanyakan seperti itu. Kelak mereka tidak mudah terombang-ambing oleh fitnah dunia sekarang yang luar biasa. Salah satunya pengaruh media sosial kan sekarang sangat berpengaruh sekali. Orang tua ingin membekali anaknya agar lebih kuat dalam menghadapi tantangan zaman yang godaannya saat ini luar biasa,” jelasnya.

Lebih lanjut Nasir mengungkapkan, dampak buruk era digital saat ini, salah satunya fenomena judi online yang sekarang sudah merambah ke anak-anak.

“Ini yang sangat dikhawatirkan oleh para orang tua. Ketika mereka sibuk dengan pekerjaannya sendiri, kemudian tidak bisa mengawasi anaknya secara baik, akan menjadi risiko bagi tumbuh kembang anak. Daripada hal itu berakibat fatal, lebih baik anak ke pondok pesantren dan itu menjadi solusi bagi mereka,” pungasnya.(Red3/Umum)

Advertisements

Editor : Irene Indah

TAG :,
Statistik Situs
  • Total halaman dikunjungi: 123,447