Proyek Drone Kombatan MALE Elang Hitam Telah Dihentikan
JAKARTA – Seolah mengharapkan dari kabar yang beredar sejak beberapa bulan lalu, kini telah ada konfirmasi bahwa proyek drone kombatan (UCAV) MALE (Medium Altitude Long Endurance) Elang Hitam resmi dihentikan. Ketua Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko mengkonfirmasi bahwa sumber daya dari proyek tersebut, akan dialihkan ke inisiatif sipil.
Dikutip dari Janes.com, dalam konfirmasinya tersebut menguatkan kabar yang yang telah beredar sejak pertengahan 2022, menunjukkan bahwa Elang Hitam ‘berisiko’ dilanjutkan sebagai proyek militer. Dengan pembatalan program UCAV Elang Hitam, maka secara langsung menangguhkan ambisi nasional untuk mengembangkan drone MALE buatan dalam negeri dengan kemampuan militer, yang notabene telah terdaftar sebagai salah satu ‘proyek strategis’ Presiden Joko Widodo.
Konsorsium swasta-publik Indonesia, untuk mengembangkan program Elang Hitam, pertama kali didirikan pada tahun 2017. Konsorsium tersebut terdiri dari Kementerian Pertahanan (Kemenhan), TNI AU, PT Dirgantara Indonesia (PTDI), PT Len Industri, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan Institut Teknologi Bandung (ITB).
Prototipe perdana Elang Hitam disebut PM1. Fungsi PM1 ditekankan sebagai technology demonstrator. Target PM1 ditekankan pada adaptasi sistem ke airframe dan uji terbang dengan menggunakan teknologi autopilot pada tahun 2020. PM1 mengusung kaki roda tetap dan menggunakan mesin 4 stroke turbo charge. Drone PM1 menggunakan material dari bahan komposit serat karbon dan glass.
Untuk spesifikasinya, drone kombatan MALE Elang Hitam mempunyai panjang 8,65 meter, dengan lebar bentang sayap 16 meter dan tinggi 2,6 meter. Bobot maksimum saat tinggal landas mencapai 1.300 kg, sementara kapasitas payload 300 kg. Dengan kapasitas bahan bakar 420 liter, Elang Hitam dapat terbang selama 30 jam, sementara radius kendali Line of Sight sampai 250 km.
Kilas balik, roll out prototipe drone MALE Elang Hitam diluncurkan secara meriah pada 30 Desember 2019 di hanggar PT Dirgantara Indonesia. Secara roadmap, prototipe drone MALE dijadwalkan terbang perdana pada tahun 2020 dan diproyeksikan tuntas mendapatkan sertifikasi produk militer pada tahun 2023. Dan untuk menuju ke tahapan tersebut, PT DI tidak hanya membuat satu unit prototipe, melainkan akan dibuat hingga lima unit prototipe Elang Hitam, termasuk prototipe yang nantinya menggunakan roda pendarat model lipat.
Sejauh ini, kebutuhan drone kombatan MALE untuk TNI telah dipenuhi oleh CH-4 Rainbow buatan China Aerospace Science and Technology Corporation (CASC), termasuk drone kombatan ini dipersenjatai rudal udara ke permukaan AR-2, yang punya kemampuan setara AGM-144 Hellfire.(Red3/HasilKarya).
Editor : Irene Indah