Pentaskan Dua Dalang, Kota Tegal Daerah Pertama Sosialisasikan DBHCHT
TEGAL – Pemerintah Kota Tegal menjadi daerah pertama yang melaksanakan sosialisasi Dana Bagi Hasil Cukai dan Hasil Tembakau (DBHCHT) Tingkat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2022, dengan mementaskan wayang kontemporer dua dalang kakak beradik, yakni wayang golek oleh Ki Haryo Enthus Susmono dan wayang kulit oleh Ni Jannah Enthus Susmono.
“Dari tujuh kabupaten/kota dari Brebes sampai Batang, Tegal ini yang pertama melakukan kegiatan sosialisasi. Memang sag seg pak, kerjanya. Dari kegiatan RKP, yaitu Rancangan Kegiatan dan Penganggaran pada bulan Februari dari Kota Tegal sudah menyampaikan rapat dengan kami rencana-rencana kegiatan dalam rangka pemanfaatan DBHCHT,” ungkap Kepala Seksi Kepatuhan Internal dan Penyuluhan Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai Tipe Madya Pabean C Tegal Muhammad Aflah Heriyudi, saat Pentas Wayang Kontemporer dalam rangka Sosialisasi DBHCHT Tingkat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2022, di Halaman Pendopo Ki Gede Sebayu Kota Tegal, Jum’at (27/05) malam.
Hadir dalam acara tersebut Wali Kota Tegal, H. Dedy Yon Supriyono yang membuka secara resmi Pentas Wayang Kontemporer yang mengambil judul “Tumandhang Sinatria Nagari Bahari” dengan ditandai penyerahan gulungan kepada kedua dalang yang merupakan anak dari dalang kondang Ki Enthus Susmono, yang juga Bupati Tegal periode 2014-2019.
Hadir juga Forkopimda Kota Tegal, Sekda Kota Tegal beserta istri, Kepala OPD di Lingkungan Pemkot Tegal, Camat dan Lurah se-Kota Tegal serta masyarakat Kota Tegal pecinta pentas wayang.
Pentas wayang juga dimeriahkan oleh sinden bule asal Hongaria, Agnes Serfozo dan Sulastri yang terkenal dengan nama Ciblek asal Sumpiuh, Banyumas dan dipandu MC komedi Sarjoe, alumni Akademi Pelawak TPI (API) tahun 2008 lalu.
Disebutkan Aflah Heriyudi, Dana Bagi Hasil (DBH) bersumber dari APBN yang diberikan kepada daerah dengan prosentase tertentu dari pendapatan negara untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka desentralisasi. Sementara DBHCHT juga bagian dari dana transfer daerah yang dibagikan kepada provinsi penghasil cukai dan atau penghasil tembakau.
Pengaturan penggunaan dana baik untuk provinsi maupun kabupaten/kota, disebut Aflah digunakan untuk mendanai program prioritas utama kesehatan, mendukung jaminan kesehatan nasional, terutama peningkatan kuantitas dan kualitas pelayanan kesehatan, dan program pemulihan ekonomi di daerah. Juga untuk peningkatan kualitas bahan baku, pembinaan industri, pembinaan lingkungan sosial, sosialisasi dibidang cukai, pemberantasan barang kena cukai ilegal.
“Sesuai peraturan Menteri Keuangan No. 215 Tahun 2021, pembagian DBHCHT ini 50 persen untuk kesejahteran masyarakat, 10 persen untuk penegakkan hukum, dan 40 persen untuk kesehatan,” jelas Aflah yang juga menyebut bahwa hari ini dalam rangka penegakan hukum, yang terdiri dari sosialisasi, pemberantasan barang dengan cukai ilegal yang bertagline “Gempur Rokok Ilegal”.
Aflah mengucapkan terima kasih kepada Pemkot Tegal dan pihak Kepolisian yang telah bersinergi dalam rangka sosialisasi dan pemberantasan dan telah berhasil melaksanakan pemberantasan cukai Ilegal. Di Kota Tegal ini disebutkan Aflah Heriyudi tidak ada kegiatan pabrik rokok, namun di Kota Tegal ada potensi untuk pemasaran rokok ilegal.
“Dalam pelaksanaan penindakkan, Bea Cukai sering berhasil menangkap di jalan tol. Karena tujuan pemasaran di daerah Sumatera. Jadi Tegal ini merupakan jalur pemasaran dan juga jalur transportasi. Sedangkan pemasaran di Tegal banyak dilakukan secara online. Kami bersama Satpol PP telah berhasil melakukan penindakan rokok tanpa pita cukai,” kata Aflah yang menyebut kedepan akan terus meningkatkan sinergi dalam rangka pemberantasan cukai ilegal ini dan juga sosialisasi ketentuan di bidang cukai kepada masyarakat yang telah direncanakan dan dijadwalkan Bagian Perekonomian Setda Kota Tegal.
Diharapkan Aflah sosialisasi tersebut akan lebih masif dan menjangkau masyarakat yang lebih luas lagi, sebab kondisi saat ini disebutkan Aflah Heriyudi, tidak seperti tahun lalu. Sehingga kegiatan masif kepada masyarakat dapat dilaksanakan kembali secara normal seperti kegiatan olah raga dan kesenian yang lain.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Tegal M. Ismail Fahmi, A.IP., M.Si, mengatakan Pentas Wayang Kontemporer dalam rangka Sosialisasi Dana Bagi Hasil Cukai dan Hasil Tembakau (DBHCHT) Tingkat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2022 selain sebagai ajang pelestarian budaya juga bertujuan untuk menyebarluaskan informasi tentang Cukai dan Tembakau kepada masyarakat Kota Tegal dan sekitarnya supaya dapat mencegah peredaran produk rokok tanpa cukai dengan cukai ilegal.
Terkait judul yang diambil yakni Tumandang Sinatra Nagari Bahari. Menurut Fahmi, cerita tersebut menggambarkan sosok kepemimpinan Jawa dengan kekuatan dan karakter seorang pemimpin dalam naungan delapan unsur alam “Astrabrata” antara lain samudra, angin, bumi, langit, api, air, matahari dan bulan/bintang.
Wali Kota dalam sambutannya sebelum membuka secara resmi pentas wayang meminta jajaran Pemkot untuk berupaya menguri-uri budaya seperti wayang santri. Apalagi sosok Almarhum Ki Enthus Susmono dibalik wayang santri disebutkan Dedy Yon sebagai ikon Kabupaten Tegal.
Terkait perkembangan seni dan budaya di Kota Tegal, Dedy Yon meminta jajaran Pemkot Tegal untuk menghadirkan seni tari saat mengadakan kegiatan. Hal tersebut untuk menyediakan tempat anak-anak sekolah yang telah berlatih tari untuk tampil.
Selain itu, tempat publik di Kota Tegal dapat dijadikan acara kolosal yang mengundang sanggar tari untuk tampil pada event tertentu. Demikian juga cafe-cafe diharapkan dapat menjadi tempat tampilnya anak muda Kota Tegal yang menyukai musik.
“Saya berharap Pemkot untuk menyampaikan undangan stasiun TV agar Kota Tegal jadi tuan rumah acara TV saat nanti Covid-19 sudah turun. Kami sudah menyiapkan tempat yang bagus. Di taman Pancasila di bawah patung Garuda dengan permainan lighting di Kota Tegal diharapkan menjadi destinasi pariwisata yang baik,” harap Dedy Yon.
Tak hanya itu, Dedy Yon juga meminta heritage yang dimiliki Kota Tegal perlu sentuhan kembali. Seperti Water Leideng Van Tegal, Lawang Satus, Kantor Pos, Mako Lanal, Gada-gada Pasar Pagi , Pokanjari, dan Kardinah.
(Red2/Umum)
Editor : Irene Indah