Pemkab Tegal Dukung Peran NU Wujudkan Tatanan Masyarakat Madani
WARUREJA – Pemerintah Kabupaten Tegal terus mendukung peran Nahdlatul Ulama (NU) dalam mewujudkan tatanan masyarakat madani yang memiliki nilai-nilai keislaman dan keindonesiaan yang terwujud lewat perilaku santun, saling menghargai dan menghormati dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan beragama.
Pernyataan itu disampaikan Bupati Tegal Umi Azizah saat meresmikan Gedung Majelis Wakil Cabang (MWC) NU Kecamatan Warureja Senin (07/03/2022) sore. Pemukulan bedug dan penandatanganan prasasti oleh Bupati Tegal dan Khatib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ahmad Said Asrori menjadi tanda diresmikannya gedung baru tersebut.
MWC NU Warureja menurut Umi harus bisa berperan menjadi motor penggerak Islam yang ramah, moderat dan toleran sesuai prinsip ahlussunah wal jamaah dalam menjaga dan memuliakan Alquran serta mengamalkan nilai-nilainya dalam kehidupan sehari-hari.
Selain mengaku bangga, Umi pun berharap kehadiran gedung baru tersebut akan menjadi sarana organisasi dalam merancang agenda kerja, membangun komunikasi, mengumpulkan dan menelaah informasi hingga mendistibusikan informasi untuk menunjang kinerjanya.
“Adanya sarana ini idak saja menumbuhkan semangat baru para kader NU atau hanya memberikan manfaat bagi pengurus organisasi MWC NU di Warureja saja, tapi juga masyarakat umum lainnya sebagai bagian dari khidmat NU pada negara dan bangsa melalui perannya di bidang sosial, pendidikan, kepemudaan hingga ekonomi,” kata Umi.
Untuk itu, pihaknya meminta kelembagaan NU bisa menjadi elemen perekat, jembatan komunikasi antara pemerintah dengan masyarakat, terlebih warga nahdiyin dalam membangun sinergi kehidupan yang lebih harmonis.
Hal tersebut penting agar tercipta keselarasan program dan kegiatan organisasi NU dengan program pemerintah daerah dalam meningkatkan indeks pembangunan manusia, menanggulangi kemiskinan, menciptakan lapangan kerja, mencegah stunting, mencegah anak putus sekolah, hingga memoderasi kehidupan beragama masyarakat untuk mencegah berkembangnya paham radikal yang tidak sejalan dengan ikrar NKRI, Pancasila dan UUD 1945.
“Jangan berikan ruang tumbuhnya paham radikal di desa-desa, di kecamatan sepanjang warga nahdliyin ini terus bersatu dan bersinergi dengan pemerintah,” katanya.
Senada dengan itu, Said menjelaskan, sebelum berdirinya Negara Republik Indonesia, NU telah berperan di garda terdepan bersama tentara dan masyarakat sipil untuk melawan penjajahan Belanda.
Bahkan setelah Indonesia merdeka pun, sampai saat sekarang organisasi kemasyarakatan NU tetap berada di garda terdepan untuk menjaga keutuhan NKRI dari ancaman terorisme dan berkembangnya paham radikal di bumi nusantara.
“Kita harus bangga menjadi warga nahdliyin yang hidup di Indonesia. Kita harus mendukung program pemerintah demi tetap tegaknya NKRI,” tandasnya.
(Red2/Umum)
Editor : Irene Indah