Idza : PPKM Mampu Menurunkan Kasus Covid-19 Di Brebes

PENURUNAN : Menteri Dalam Negeri, Mohammad Tito Karnavian saat Rapat Koordinasi dengan Bupati Brebes dan Jajaran Forkopimda di Pendopo Bupati. Menegaskan, bahwa pelaksaan PPKM Darurat di Indonesia telah berjalan dengan baik. Hal ini ditandai dengan penurunan semua indikator.(BeeNews.id/Dinkominfotik Brebes)

BREBES – Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Kabupaten Brebes mampu menurunkan kasus Covid-19. Meski demikian, dampak lain dirasakan masyarakat sehingga perlu penanganan konfehensif.

Kunjungan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian diharapkan bisa memberi solusi, sehingga Covid-19 segera berakhir. Demikian disampaikan Bupati Brebes Hj Idza Priyanti SE MH saat Rapat Koordinasi dengan Mendagri dan jajaran Forkopimda di Pendopo Bupati, Kamis (29/7).

Idza melaporkan, penerapan PPKM pada 3-28 Juli 2021 tercatat kasus aktif sebanyak 369 dengan rincian Isoman 213, rawat rumah sakit Brebes 91, rawat diluar rumah sakit Brebes 64. Sembuh 24, kasus baru 28 dan meninggal dunia 11, kasus tertinggi di Kecamatan Brebes sebanyak 87 kasus dan terendah di Kecamatan Salem 2 kasus.

Adapun upaya yang dilakukan Pemkab, antara lain menyediakan tempat perawatan pada 2 RS pemkab dan 12 RS Swasta dan lokasi lain dengan kapasitas total mencapai 854 bed. Untuk perawatan Pasien Covid-19 di Kabupaten Brebes menempati ruang Bed Occupancy Rate (BOR) ICU RS Brebes sebanyak 24 bed ICU terisi 17 pasien atau 70 persen.

BOR Perawatan COVID-19 RS Pemkab 272 bed perawatan terisi 91 pasien, RS Swasta 319 bed perawatan terisi 64 pasien. Sedangkan tempat perawatan cadangan yakni Islamic Center, Hotel Kencana dan Gedung Guru tersedia 263 bed perawatan namun tidak terisi pasien.

Idza menerangkan perkembangan vaksinasi di Kabupaten Brebes, dengan jumlah populasi penduduk mencapai 2.190.724 jiwa dengan sasaran vaksinasi usia di atas 17 tahun sebanyak 1.518.546 jiwa.

Kemudian jumlah masyarakat yang sudah suntik vaksin 1 sebanyak 157.815 jiwa dan suntik vaksin 2 sebanyak 72.711 jiwa. Sementara itu jumlah masyarakat yang belum divaksin sebanyak 1.360.731 jiwa

Sedangkan untuk jumlah vaksin yang diterima Kabupaten Brebes sebanyak 238.210 dosis, jumlah yang digunakan sebanyak 236.943 dosis. Dengan jumlah vaksin rusak 78 dosis, jumlah vaksin yang belum digunakan sebanyak 1.267 dosis, Khusus jumlah vaksinasi untuk ASN, TNI dan Polri sebanyak 670 orang.

Ada beberapa kebutuhan mendesak yakni oksigen, dan obat-obatan yang stocknya makin menipis. Diantaranya, untuk RSUD Brebes kekurangan oksigen untuk 1 minggu, ukuran 1 m3 sebanyak 70 buah dan ukuran liquid 14.000 m3 dan RSUD Bumiayu kekurangan untuk kebutuhan harian/mingguan oksigen 1 m3 sebanyak 21 buah dan 6 m3 sebanyak 280 buah.

Sedangkan obat-obatan yang dibutuhkan antara lain Favipiravir (anti virus) sebanyak 20.000 tablet, Azytromysin 15.000 tablet, Acetylcystein 20.000 tablet, TseudoEfedrin 20.000 tablet, dan Multivitamin 50.000 tablet.

Advertisements

Langkah refokusing anggaran yang dilakukan dalam APBD 2021 sebanyak 8 persen dari Dana Alokasi Umum yakni Rp 99,08 miliar dengan perincian untuk penanganan penanggulangan covid 19 Rp 21,1 miliar, Vaksinasi covid-19 sebanyak Rp 1,01 miliar, insentif Tenaga Kesehatan Rp 15 miliar dan belanja tidak terduga Rp 61 miliar.

Sedangkan untuk pemulihan ekonomi daerah sebesar Rp 5,08 dengan rincian untuk bantuan sosial Rp 4,4 miliar, pemberian makanan tambahan Rp 50,2 juta dan pemberdayaan UMKM Rp 566 juta. Sedangkan bantuan sosial, kata Idza, diberikan untuk masyarakat miskin dan terdampak Pandemi sebanyak 664.805 Keluarga.

Dalam penanganan pandemi Covid-19, Pemkab Brebes tidak bekerja sendirian, tetapi disokong berbagai pihak seperti TNI, Polri, aparatur desa hingga RT/RW, Corporate Social Responsibility (CSR) instansi, lembaga dan perusahaan serta organisasi sosial kemasyarakatan.

Beberapa indikator yang menurun, kata Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian antara lain BOR, angka kematian dan positive rate, khusus angka kesembuhan, Mendagri mengatakan mengalami peningkatan. Selama PPKM, BOR yang semula tinggi hingga 100 persen turun menjadi 68 persen. Tito berharap BOR ini bisa terus ditekan hingga di bawah angka 50 persen.

Kemudian, lanjut Mendagri, angka kematian turun, yakni 4 persen. Sedangkan angka kesembuhan naik menjadi 79 persen. Tito meminta pemerintah kabupaten/kota bekerja keras untuk menekan angka kematian hingga di bawah 4 persen dan meningkatkan recovery rate menjadi 90 persen.

Kemudian angka kesembuhan, Tito menjelaskan, terus mengalami peningkatan. Saat ini angkanya sudah 79 persen, namun Mendagri berharap bisa terus dinaikkan menjadi 90 persen. Menteri juga menekankan untuk penerapan 5 M kepada seluruh masyarakat, jangan sampai kendur.

Statistik Situs
  • Total halaman dikunjungi: 122,858