Guru Harus Menyesuaikan Diri Dengan Laju Jaman

STRATEGI : Wabup Brebes Narjo menghendaki guru Brebes mengikuti pembelajaran Blended Learning. Yakni Adaptasi Pembelajaran dan Strategi Pembelajaran Tatap Muka secara situasional demi mewujudkan pendidikan yang berkemajuan. (BeeNews.id/Dinkominfotik Brebes)

BREBES – Guru harus selalu menyesuaikan diri dengan laju zaman, kalau proses penyesuaian diri tidak dikejar maka anak didik mereka akan ketinggalan jaman. Apalagi, guru dituntut mampu mencetak generasi unggul dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang maju, khususnya saat Indonesia Emas pada 2045 mendatang.

Demikian disampaikan Wakil Bupati Brebes Narjo SH MH saat membuka Workshop Kependidikan, di Grand Dian Hotel, Jalan Pangeran Diponegoro Brebes, Rabu (1/12).

Narjo mengatakan penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Kabupaten Brebes per 15 November 2021 sudah turun menjadi level 2. Sehingga ke depannya metode pembelajaran ini akan segera diterapkan di Kabupaten Brebes.

Berdasarkan data Baperlitbangda Brebes, mencatat di masa pandemi COVID-19, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tahun 2020 adalah 66,11 persen dan menjadi 66,32 persen di tahun 2021 atau naik sebesar 0,21 persen.

Workshop Kependidikan yang diikuti ratusan guru, Kepala sekolah dan penyelenggara pendidikan se Kabupaten Brebes mengundang narasumber Sekretaris Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK) Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) Prof Dr Nunuk Suryani MPd.

Dia menyampaikan sudah hampir dua tahun kegiatan belajar mengajar berdamai dengan pandemi Covid-19. Kini guru dan peserta didik sudah mulai bisa menyesuaikan kondisi dengan menemukan cara untuk tetap bisa terus melanjutkan pendidikan.

Wajib belajar sembilan tahun pun terus dicanangkan. Bahkan, belajar sepanjang hayat.

Guru pun tidak kalah, harus terus belajar, mengikuti seminar, pendidikan pelatihan (Diklat), dan workshop secara daring. Salah satu strategi pembelajaran yang bisa dipakai dan menjadi pilihan sekarang adalah blended learning atau pembelajaran campuran, jadi sebagian online, sebagian tatap muka (offline), dalam satu alur belajar (learning path).

Dengan belajar tatap muka, mendapatkan umpan balik langsung dari guru dan teman, sedang dengan belajar daring, ciri khasnya belajar mandiri. Karena itu, karakteristik materinya juga berbeda, tatap muka karakteristik materinya, mendukung terjadinya interaksi antar siswa atau guru-siswa.

Guru bisa menggali dan mencari tahu miskonsepsi siswa dengan karakteristik materi belajar daring. Karakteristik materi belajar daring yaitu, mudah diterima siswa.

Advertisements

Siswa tahu apa yang harus dilakukan dengan bantuan minimal. Jawaban siswa lebih stronght forward dan miskonsepsi siswa lebih mudah tertangkap.

Acara yang mengusung tema “Adaptasi Pembelajaran dan Strategi Pembelajaran Tatap Muka dengan Metode Pembelajaran Blended Learning” terselenggara atas kerjasama Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK) Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) bersama Komisi X DPR RI selaku moderator Dr Abdul Fikri Faqih MM.

Turut hadir Guru Besar Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Prof Ir Moh Khairudin MT PhD. Pendamping Pengajar Guru Penggerak Khamidah SPd MPd, Plt Asisten Sekda Bidang Pemerintah Drs Khaerul Abidin MM, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Brebes yang diwakili oleh Kabid Pembinaan Pendidikan Dasar Rojat SPd MPd, diikuti ratusan guru, Kepala sekolah dan penyelenggara pendidikan se-Kabupaten Brebes.
(Red2/Pendidikan)

Editor : Irene Indah

Statistik Situs
  • Total halaman dikunjungi: 123,442