Giatkan P2L Cara Pemkab Brebes Entaskan Kemiskinan Ekstrem
BREBES – Pemerintah Kabupaten Brebes tengah melakukan transformasi upaya penanggulangan kemiskinan ekstrem berbasis pertanian, dengan menggiatkan pemanfaatan Pekarangan Pangan Lestari (P2L). Pekarangan sangat potensial untuk dimanfaatkan sebagai sumber pangan bagi keluarga dan juga sebagai sumber pendapatan.
“Pemerintah Daerah menyadari betul P2L sangat membantu di saat kondisi perekonomian menurun, sementara makanan yang sehat, beragam, berkualitas, harus dipenuhi,” ujar Idza.
Untuk itu, melalui kegiatan Pemanfaatan Pekarangan Pangan Lestari (P2L), diharapkan ketahanan pangan tetap terjaga di tengah kondisi pandemi yang berdampak pada perekonomian.
Idza berharap, warga dapat memanfaatkan bantuan tanaman pekarangan sebagai ikhtiar bersama untuk menurunkan angka kemiskinan ekstrem di Kabupaten Brebes.
Lanjut Idza, menurut data Badan Pusat Statistik Kabupaten Brebes, angka kemiskinan Kabupaten Brebes mengalami kenaikan selama pandemi covid-19 sebanyak 0,81 persen. Tahun 2019 angka kemiskinan di Kabupaten Brebes mencapai 16,22 persen atau setara 293,180 jiwa. Di tahun 2020 naik menjadi 17,03 persen atau setara 308.780 jiwa.
Kenaikan ini terjadi karena meningkatnya faktor kemiskinan dan kerentanan, sehingga Kabupaten Brebes masuk kategori daerah dengan tingkat kemiskinan ekstrem bersama lima Kabupaten di Jawa Tengah.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Brebes Ir. Yulia Hendrawati, MSi menjelaskan, Pekarangan Pangan Lestari bertujuan untuk meningkatkan pemanfaatan lahan pekarangan masyarakat. Caranya, pekarangan ditanami sayur-sayuran yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat seperti cabe, tomat, terong, dan lainnya.
Menurut Yulia, tanaman ini bisa menjadi sumber tambahan makanan sehat masyarakat yang murah dan cepat dipanen sehingga dapat membantu meningkatkan gizi masyarakat dan dapat membantu perekonomian keluarga.
“Semoga program Pekarangan Pangan Lestari ini dapat terus berkembang untuk mewujudkan kemandirian masyarakat,” ujar Yulia.
Lebih lanjut Yulia menyampaikan, P2L merupakan kegiatan masyarakat secara swadaya dalam memanfaatkan lahan pekarangan kosong yang tidak produktif sebagai tempat bertanam. Sehingga program ini secara berkelanjutan dapat menyediakan sumber pangan, aksesibilitas dan pendapatan bagi anggota keluarga.
Bantuan program pemanfaatan P2L dengan sasaran Kecamatan Bulakamba 75 orang, Losari 57 orang, Bantarkawung 73 orang, Ketanggungan 23 orang dan Larangan 50 orang. Masing-masing menerima bibit tanaman sayuran, buah, pupuk serta peralatan tanam.
Sementara Plt Camat Bulakamba Setiawan Adi Nugroho menyampaikan, terdapat 240 orang atau 0,13 persen di wilayah Kecamatan Bulakamba dari 5 desa kategori miskin ekstrem. Dengan berbagai upaya, termasuk adanya bantuan dan pelatihan P2L diyakini bisa mengentaskan kemiskinan ekstrem di wilayahnya.
“Jangan sampai kita dikatakan miskin esktrem malah seneng, karena bisa mendapat berbagai macam bantuan. Bukan seperti itu!” tandas Wawan.
Wawan menekankan, kalau manusia berhak mendapatkan kehidupan yang lebih baik dan layak. Untuk itu, perlu niat dan semangat agar bisa terlepas dari belenggu miskin ekstrem. (Red4/Umum)
Editor: Nur Hayati