Enigma Kurikulum 2013 Pada Proses Pembelajaran Menurut Pandangan Tenaga Pendidik

KURIKULUM : Enigma Kurikulum 2013 Pada Proses Pembelajaran Menurut Pandangan Tenaga Pendidik. Artikel ditulis oleh Mardiyati, S.Pd., KEPALA UPTD SPF SDN TUNON 1 TEGAL. (BeeNews.id/Listiya)

TEGAL – Guru adalah tenaga profesional yang tugas pokoknya mengajar, membimbing, mendidik, mengarahkan, menilai, melatih dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan umum dan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru adalah sosok yang mampu membentuk karakter dan jiwa peserta didik. Guru mempunyai kekuatan untuk membangun dan membentuk karakter peserta didik agar menjadi warga negara yang baik, masyarakat, dan agamanya.

Selain mempunyai banyak tugas penting yang tidak dapat digantikan oleh apapun, guru juga mempunyai tugas dan tanggung jawab yang kurang penting bagi siswanya. Berdasarkan pengertian di atas maka tugas dan tanggung jawab guru adalah mendidik peserta didik, mendidik dan melatih peserta didik agar menjadi manusia yang baik baik akhlak maupun intelektualnya. Inilah peran utama guru. Salah satu tugas seorang guru adalah mengajar. Hal ini menuntut setiap guru untuk mampu menjawab pertanyaan tentang bagaimana seharusnya mengajar. Dengan kata lain, setiap guru harus mempunyai keterampilan mengajar. guru akan berkompeten dalam mengajar apabila memenuhi mempunyai pemahaman dan penerapan taktis berbagai model dan metode belajar mengajar serta hubungannya dengan pembelajaran, di samping kemampuan menunjang yang lain.

Guru yang memiliki pengetahuan tentang gaya belajar peserta didik akan sangat membantu dalam memilih strategi atau model pembelajaran. Model pembelajaran memiliki pengertian sebagai kerangka konseptual dan operasional yang melibatkan nama, karakteristik, urutan yang logis, pengaturan, dan nilai budaya dalam proses belajar-mengajar.

Sesuai dengan Permendikbud No.103 Tahun 2014 Pasal 2, hal ini berkaitan dengan pembelajaran pada pendidikan dasar dan menengah. Oleh karena itu, perhatian utama dalam proses belajar mengajar tidak lagi diberikan kepada guru, melainkan kepada peserta didik. Bukan lagi hanya mengenai pengajaran, melainkan lebih tentang pembelajaran. Sebab itu, agar proses pembelajaran menjadi efektif, seorang guru harus bijaksana dalam memilih model pembelajaran yang tepat.

Kini, kita sedang hidup di zaman digital yang mengalami perkembangan yang pesat di berbagai sektor teknologi informasi, dan mengubah kehidupan masyarakat secara signifikan. Peralihan dari era industrialisasi ke era pengetahuan menuntut adanya perubahan yang signifikan dalam bidang pendidikan.

Guru harus berupaya memilih Pembelajaran Hots yang sesuai dengan karakteristik peserta didiknya. Mereka harus berusaha membuat pelajaran yang mudah dipahami oleh peserta didik. Ada beberapa pendekatan dalam Pembelajaran Hots, yaitu menggunakan pendekatan saintifik (5M): mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar, dan mengomunikasikan.

Diharapkan dengan pendekatan ini, pembelajaran dapat menjadi lebih aktif, kolaboratif, dan partisipatif. Selain itu, pendekatan ini juga dapat merangsang kemampuan berpikir kritis dan analitis peserta didik, bahkan mendorong mereka untuk menghasilkan karya. Dengan kata lain, harapannya adalah pembelajaran dapat mencapai level yang lebih tinggi dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Sedang ramai dibicarakan saat ini mengenai penulisan soal HOTS. Harapannya, guru dapat menyusun soal-soal HOTS agar siswa tidak hanya menjawab pada level dasar seperti mengetahui, memahami, dan menerapkan, tetapi juga mencapai level lebih tinggi seperti sintesis/analisis, evaluasi, dan berkreasi. Dalam rangka mewujudkan tujuan tersebut, tim pengembang K-13 juga diinformasikan tentang soal-soal HOTS saat melakukan penyegaran. Sebagai tujuan utama, kami ingin meningkatkan kualitas soal dan juga mengajarkan siswa untuk terbiasa mengerjakan soal persiapan olimpiade nasional.

Kurikulum adalah suatu struktur atau proses perencanaan dan pengorganisasian tentang materi pembelajaran yang dapat mengarah pada kegiatan belajar mengajar. Faktanya, pemrograman adalah strategi pembelajaran. Oleh karena itu, seluruh pemangku kepentingan dan pihak yang terlibat langsung dalam kerja program ini harus memahami hal tersebut. Organisasi seperti peserta didik atau peserta didik pelaksana program, orang tua, guru atau pendidik, serta pemerintah melalui sekolah dan lembaga pendidikan wajib memahami program yang dilaksanakan.

Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengorganisasian informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar siswa. Dalam melakukan penelitian, guru atau dosen pada jurusan pengajaran hendaknya mengacu pada Standar Penilaian Pendidikan atau SPN. Begitu pula pada penilaian K-13 Revisi, proses evaluasi Kurikulum 2013 Revisi 2017 ini merupakan model bagi guru untuk dengan mudah menangkap dan merangkum hasil evaluasi. melalui penilaian proses spiritual dan sosial KI.1 dan 2 serta pengetahuan dan keterampilan KI.3 dan 4. Langkah-langkah membuat definisi etika semester: Guru kelas dan guru mata pelajaran atau mencatat catatan perilaku siswa yang ditulis dalam jurnal, baik perilaku spiritual maupun perilaku sosial. Guru kelas mengumpulkan kualitas-kualitas tersebut dalam satu semester (jangka waktu dapat diubah sesuai dengan penilaian departemen akademik). , guru kelas menutup dan merumuskan gambaran pencapaian spiritual dan sosial setiap siswa. Berikut pedoman pembuatan definisi etika semester: Uraian tindakan menggunakan kalimat persuasif dengan pilihan kata/kata yang bunyinya bagus. Hindari kata-kata yang menonjol, namun masih perlu perbaikan.

Advertisements

Gambaran perilaku tersebut menunjukkan bahwa perkembangan karakter siswa sangat baik, baik, memadai, atau memerlukan bimbingan. Apabila siswa tersebut tidak mempunyai nilai surat kabar maka sifat dan tingkah lakunya dianggap baik. Karena sikap dan perilaku berkembang sepanjang semester, maka pada akhir semester terciptalah definisi perilaku mahasiswa. Oleh karena itu, guru mata pelajaran dan guru kelas hendaknya memeriksa jurnal secara keseluruhan hingga akhir semester untuk menganalisis catatan yang menunjukkan perubahan sikap dan perilaku siswa. Definisi akhir perilaku mahasiswa diputuskan pada rapat dewan fakultas pada akhir semester.

Penerapan banyak jenis pembelajaran seperti pembelajaran berbasis proyek (pembelajaran berbasis kerja), pembelajaran berbasis kerja masalah (pembelajaran berbasis masalah), pembelajaran dan metode pemecahan masalah (problem solven), diagnosis (diagnosis/ penelitian) merupakan kesempatan bagi guru untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran dan HOTS (Selengkapnya Keterampilan Berpikir Sistematis). Hal ini tergantung semata-mata pada kemampuan guru dalam mencipta dan menerapkan dan mempelajarinya. dengan pelaksanaan program tahun 2013, diharapkan terjadi perubahan sistem pelaksanaan pendidikan. Pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered) telah digunakan dengan student centered (siswa panggung tengah). Guru diharapkan kreatif dan inovatif dalam presentasi artikel.

Pada kenyataannya, Kurikulum 2013 memiliki visi yang luhur, yaitu tidak sekadar menenempatkan siswa sebagai objek akademik yang berilmu, tetapi lebih dari itu, karakter dan soft skills sebagai bagian tak terpisahkan dari manusia sebagai makhluk berbudaya teramat penting untuk disematkan.

Bagai kapal induk yang melaju, Kurikulum 2013 adalah sebuah harapan besar ke depan. Dengan mengoptimalkannya, kita telah menjadi bagian yang senantiasa memperteguh cita-cita mulia pendidikan Indonesia. Keberhasilan implementasi Kurikulum 2013 menjadi angin segar bagi capaian cita-cita Generasi Indonesia Emas 2045.

Artikel ditulis oleh: Mardiyati, S.Pd
KEPALA UPTD SPF SDN TUNON 1 TEGAL
(Red2/Pendidikan)

Editor: Indah Setiawati

TAG :, ,
Statistik Situs
  • Total halaman dikunjungi: 122,874