Bentuk Satgas, IDI Berikan 5 Rekomendasi Antisipasi Cacar Monyet

REKOMENDASI : Selain membentuk Satgas Monkeypox, PB IDI juga memberikan sejumlah rekomendasi kepada pemerintah dalam menghadapi penyakit tersebut.(BeeNews.id/ZuhudBudiaji)

JAKARTA – Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Adib Khumaidi mengatakan, pihaknya membentuk Satuan Tugas (satgas) Penanganan Penyakit Cacar Monyet (Monkeypox) guna merespons ancaman tersebut. Adib menerangkan, meski hingga Agustus 2022 belum terdapat kasus konfirmasi infeksi cacar monyet, masyarakat harus tetap mewaspadai keberadaan penyakit tersebut.

“Pemerintah, tenaga kesehatan dan masyarakat harus tetap waspada,” ujarnya dilansir dari siaran pers PB IDI, Rabu (3/8).

Selain membentuk Satgas Monkeypox, PB IDI juga memberikan sejumlah rekomendasi kepada pemerintah dalam menghadapi penyakit tersebut. Pertama, pemerintah perlu memperluas dan memperketat skrining pada pintu masuk pelabuhan, bandara, dan Pos Lintas Batas Darat Negara (PLBDN) dengan melakukan pengawasan terhadap pelaku perjalanan melalui pengamatan suhu, pengamatan tanda dan gejala.

Pada pelaku pejalanan dengan kondisi demam, sebaiknya dilakukan pemeriksaan langsung oleh dokter yang bertugas pada pelabuhan, bandara, ataupun PLBDN tersebut. Kedua, meningkatkan kemampuan laboratorium jejaring dalam diagnostik molekular spesimen pasien yang dicurigai menderita cacar monyet sesuai rekomendasi WHO.

Ketiga, meningkatkan edukasi kepada masyarakat terkait epidemi, gejala, cara penularan, dan cara dan langkah pencegahan pribadi dan masyarakat terhadap penyakit ini.

Keempat, meningkatkan kemampuan dalam identifikasi kontak erat pada pasien suspek dan probable cacar monyet. Kelima, memberikan informasi terkini kepada masyarakat mengenai situasi cacar monyet secara berkala dan transparan untuk mencegah terjadinya kepanikan akibat kesimpangsiuran berita.

Kemudian, PB IDI juga menyampaikan rekomendasi kepada tenaga kesehatan di seluruh Indonesia, yakni: Pertama, segera laporkan ke Dinas Kesehatan setempat apabila terdapat kasus sesuai dengan kriteria suspek atau probable cacar monyet.

Kedua, meningkatkan pengetahuan dan kemampuan klinis dalam pendekatan diagnosis serta tata laksana cacar monyet untuk meningkatkan kewaspadaan pada pasien dengan gejala klinis sesuai dengan cacar monyet dan mencegah komplikasi. Ketiga, melakukan edukasi terhadap masyarakat mengenai tanda gejala, penularan, dan pencegahan infeksi cacar monyet.

Keempat, mendukung dilakukannya contact tracing apabila ada kasus dengan konfirmasi cacar monyet untuk menurunkan risiko penyebaran infeksi cacar monyet. Kelima, tenaga kesehatan menggunakan alat pelindung diri (APD) lengkap ketika menangani pasien dengan kecurigaan cacar monyet, seperti mengenakan masker, serta membersihkan benda dan permukaan yang telah disentuh pasien.(Red3/Kesehatan).

Editor : Irene Indah

Advertisements
TAG :, ,
Statistik Situs
  • Total halaman dikunjungi: 122,630