Bahaya Konsumsi Makanan Pedas Saat Berbuka Puasa Dan Sahur
TEGAL – Menu makanan untuk sahur dan berbuka puasa tentu perlu diperhatikan, jangan sampai makanan yang kamu makan menyebabkan gangguan kesehatan selama berpuasa.
Salah satunya makanan yang perlu dihindari adalah makanan pedas, bagi penggemar pedas makanan inilah yang membuat nafsu makan bertambah.
Tidak hanya bagi yang memiliki masalah pencernaan saja yang harus mewaspadai bahaya makan pedas untuk buka puasa. Menurut sebuah penelitian, mengonsumsi makanan dengan kandungan capsaicin berlebih juga bisa membuat lambung menjadi terluka.
Dilansir dari liputan6.com, berikut ini penjelasan mengenai bahaya makan pedas untuk buka puasa dan cara tepat mengonsumsinya :
1. Maag
Salah satu bahaya dari mengonsumsi makanan pedas adalah penyakit maag, jumlah cabai yang banyak dapat menyebabkan lambung mengalami iritasi atau peradangan yang umumnya disebut penyakit maag.
2. Asam Lambung Naik
Seseorang yang kerap mengonsumsi makanan yang sangat pedas berkemungkinan besar memiliki masalah pada lambung, hal ini disebabkan karena makanan pedas dapat memicu naiknya asam lambung hingga menyebabkan tenggorokan menjadi panas. Selain itu, dinding lambung pun dapat mengalami iritasi dan kerusakan. Jadi, porsi mengonsumsi makanan pedas harus benar-benar diperhatikan.
3. Mengiritasi Usus
Usus juga salah satu bagian dari sistem pencernaan tubuh yang terbilang cukup sensitive, hingga membuat gangguan pada usus akan sulit dihindari sampai menimbulkan iritasi. Agar bisa terhindar dari masalah ini lebih baik untuk menghindari konsumsi makanan pedas saat puasa ya.
4. Diare
Setelah melewati proses pencernaan dan penyerapan nutrisi, kemudian akan ada proses menjadi ampas di usus besar. Pada kondisi ini, gerak ampas makanan melambat karena usus besar perlu menyerap air untuk membentuk feses yang padat.
Namun, capsaicin pada makanan pedas yang sudah dikonsumsi justru membuat gerak pencernaan menjadi lebih cepat, hingga mengakibatkan usus besar tidak memiliki waktu untuk menyerap air dan membuat tekstur feses menjadi cair. Hal yang perlu diperhatikan lagi bahwa kondisi diare ini akan membuat tubuh kehilangan cairan, padahal selama menjalankan ibadah puasa, asupan cairan sangat dibutuhkan dan dapat mengakibatkan dehidrasi.
5. Memperparah Tukak Lambung
Mengonsumsi makanan pedas memang dapat menyebabkan sakit perut atau sensasi rasa panas, apalagi porsi pedas melebihi batas normal. Bagi yang sudah memiliki masalah pencernaan sebelumnya, seperti dispepsia (maag) dan radang usus, gejala penyakit bisa saja kambuh apabila nekat mengonsumsi makanan ini.
6. Tingkatkan Risiko Gastritis
Gastritis ini merupakan peradangan pada bagian dalam dinding lambung, jika radang lambung biasa disebabkan oleh infeksi bakteri, tapi penyakit ini dapat dipicu oleh kebiasaan terlalu sering mengonsumsi makanan pedas. Hal ini akan semakin diperparah jika makanan pedas dikonsumsi saat perut masih benar-benar kosong.
Capsaicinlah yang dapat menyebabkan dinding lambung terluka jika dikonsumsi secara berlebihan, hingga membuat dinding lambung akhirnya menipis akibat asam lambung dan mengalami peradangan. Dan jika dibiarkan, luka ini dapat terbentuk pada dinding lambung dan menyebabkan tukak lambung.
7. Iritasi Kerongkongan
Saat mengonsumsi makanan yang sangat pedas, lidah akan mengirimkan sinyal nyeri kepada otak, kemudian otak akan menanggapinya dengan rasa mual, sakit perut, hingga muntah. Hal ini merupakan respon normal dari perut untuk mengeluarkan apa pun yang dianggap berbahaya bagi tubuh.
Nah ketika mengalami muntah akibat asam lambung, maka perut juga akan mengeluarkan makanan yang dicerna beserta asam lambungnya dan asam lambung ini merupakan jenis asam yang cukup kuat. Paparan berulangkali terhadap kerongkongan tentu dapat memicu iritasi, bahkan luka dan dapat mengakibatkan kerongkongan terasa nyeri dan tidak nyaman selama berpuasa.
Itu dia bahayanya mengonsumsi makanan pedas saat sahur dan berbuka puasa. Lebih baik hindari makanan yang dapat membuat kesehatan menurun dan tetap pilih mengonsumsi makanan yang menutrisi tubuh terutama saat tubuh membutuhkannya karena telah berpuasa lebih dari 13 jam.
(Red2/Kesehatan)
Editor : Irene Indah