Jika Penggalangan Dana Zakat, Infak dan Shadaqoh Maksimal, Nilai Bantuan Dapat Ditingkatkan
TEGAL – Penggalangan dana Zakat, Infak dan Shadaqoh (ZIS) oleh Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Tegal dinilai belum maksimal. Jika penggalangan dapat maksimal, Wali Kota Tegal, H. Dedy Yon Supriyono meminta bantuan Baznas agar ditingkatkan.
“Kita penggalangan belum maksimal. Kalau maksimal nanti ditingkatkan. Zakat kita kembalikan lagi ke masyarakat,” ungkap Wali Kota saat Pentashorufan Dana Zakat dan Shadaqoh Caturwulan III Baznas Kota Tegal di Pendopo Kelurahan Tegalsari, Kecamatan Tegal Barat, Kota Tegal, Rabu (19/10) sore.
Agar maksimal, selain Aparatur Sipil Negara (ASN) di Lingkungan Pemerintah Kota Tegal menyalurkan zakatnya di Baznas, Wali Kota mengimbau para pedagang di Kota Tegal untuk menyisihkan zakatnya di Baznas Kota Tegal.
“Pedagang mau sukarela menyisihkan penghasilannya ke Baznas,” harap Wali Kota yang didampingi Pj. Sekda Kota Tegal, Sri Primawati Indraswari, Kepala OPD terkait di Lingkungan Pemkot Tegal, Plt. Camat Tegal Barat, Zaenal Ali Mukti, Lurah Tegalsari, Teti Kirnawati, dan Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Tegal, Ahmad Firdaus Muhtadi.
Dengan hasil penggalangan yang belum maksimal tersebut, disebutkan Wali Kota, saat ini bantuan difokuskan kepada marbot.
“Kita fokus ke marbot yang mengurusi kebersihan dan tanggungjawabnya besar. Kalau dana masih ada lebih atau mencukupi, nanti mungkin imam masjid belum dan muadzin,” tutur Wali Kota.
Ketua Baznas Kota Tegal Harun Abdi Manaf dalam laporannya menyebut dana zakat yang diperoleh Baznas dari ASN dan pejabat Pemkot Tegal kurang lebih Rp. 600 juta per tahun.
“Kalau dana zakat dari ASN lebih dari Rp. 600 Juta, bisa setengah kuintal (bantuan beras yang diberikan ke marbot, red),” ungkap Harun yang menyebut bantuan beras untuk marbot dan guru Pos Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) saat ini sebanyak 10 kg beras per orang.
“Di Tegalsari ada 14 masjid, 28 mushola dan 29 guru pos PAUD,” sebut Harun.
Pemberian bantuan tersebut masuk program “Jaga Kyai”, salah satunya bantuan diberikan kepada orang-orang yang selama ini menjaga mushola dan masjid.
“Yaitu marbot yang jaga rumah ibadah, tugas sangat berat dan mulia. Angger mriyang laka sing niliki,” seloroh Harun.
Selain bantuan beras, bagi marbot yang umurnya kurang 63 tahun diikutkan asuransi yang jika terjadi musibah akan mendapat santunan Rp. 5 juta – Rp. 10 juta.
Harun menyebut dana yang diterima Baznas 60 persennya digunakan untuk zakat konsumtif dan produktif. Zakat produktif disalurkan Baznas untuk modal kerja.
Misalnya 1.200 pedagang saat pandemi dan setelah pandemi dilaksanakan pelatihan para pedagang ZChicken dengan mendapat gerobak dan peralatan berdagang.
“Contoh lainnya para pedagang yang jualan kupat, rujak, cilok. Kenapa demikian? Supaya dana zakat tidak terpakai untuk keperluan konsumsi saja. Baznas juga memberikan beasiswa kepada siswa tidak mampu setiap caturwulannya,” kata Harun yang juga menyebut Baznas memberikan bantuan akomodasi dan bantuan beras bagi warga Tegal Timur yang operasi katarak di Semarang.
(Red2/Umum)
Editor : Irene Indah